Hingga Akhir 2018, Industri Mamin Diprediksi Tumbuh 9 Persen

31 Oktober 2018 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Memilih Kemasan Makanan yang Masih Utuh (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Memilih Kemasan Makanan yang Masih Utuh (Foto: thinkstock)
ADVERTISEMENT
Industri makanan dan minuman (mamin) diperkirakan masih menunjukkan tren positif hingga akhir tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, industri mamin akan tumbuh hingga 9 persen. Salah satu yang menjadi pendorong pertumbuhan itu menurutnya ialah makro ekonomi Indonesia yang kini masih tumbuh positif.
"Masih bisa dipertahankan di atas 5 persen," kata Adhi dalam acara 'Winning The Future Today' di Sheraton Hotel, Jakarta, Rabu (31/10).
Adhi menambahkan, mamin sebagai kebutuhan primer selalu dicari sehingga industri ini tak pernah bisa mati. Apalagi pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya bisa mencapai di atas 4 juta jiwa.
Adhi pun menyebut perubahahan gaya hidup turut membuat iklim bisnis mamin kian bergairah, utamanya di perkotaan.
"Sebagian industri pangan besar mulai berbenah menuju penerapan industri 4.0 untuk meningkatkan daya saing di pasar global serta dukungan pemerintah melalui percepatan belanja konsumsi pemerintah," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Adhi mengingatkan industri mamin bukannya tanpa kendala. "Kapasitas SDM yang masih rendah kompetensinya, kurangnya penyedia teknologi, infrastruktur koneksi yang belum memadai di banyak area, keamanan data, rendahnya dana inovasi, serta belum memadainya regulasi pendukung,” paparnya.
Maka, menurutnya penting bagi para pelaku industri mamin untuk terus melakukan inovasi produk, mengutiliasi strategi bisnis secara digital, serta mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin tercipta akibat proses bisnis.
Senada dengan itu, salah satu perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan serta minuman, Tetra Pak Indonesia, juga tengah beradaptasi dengan penerapan industri 4.0 di bisnis mamin kini.
Managing Director of Tetra Pak Indonesia Paolo Maggi menyampaikan, momen itu juga dijadikan sebagai lompatan untuk mendorong berbagai inovasi untuk mengembangkan usaha maminnya.
ADVERTISEMENT
"Kami telah menyediakan solusi pemanfaatan teknologi digital seperti Artifcial Intelligence dalam dunia yang terkoneksi satu sama lain," timpalnya.
Adhi S Lukman Ketua Gabungan Pengusaha Makan&Minum (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Adhi S Lukman Ketua Gabungan Pengusaha Makan&Minum (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Lebih lanjut, Maggi menerangkan digitalisasi dan pertukaran data (big data) di pabrik dan keseluruhan lini produksi mesti diperhatikan oleh pelaku industri makanan dan minuman agar dapat memenangkan persaingan masa depan.
“Hal tersebut merupakan cara cerdas dalam penggunaan teknologi digital untuk melakukan efisiensi dan menekan biaya operasional di pabrik, serta meminimalkan downtime (kerusakan mesin) dan meningkatkan kualitas serta profitabilitas,” kata dia.
Pihaknya juga mengaku tengah berkomitmen untuk mengembangkan bisnis yang lebih berkelanjutan.
"Dengan demikian pelaku industri makanan minuman dapat merasakan peningkatan produktivitas, efisiensi bisnis, dan tentunya praktik bisnis yang mengedepankan tanggung jawab lingkungan,” tutupnya.
ADVERTISEMENT