IHSG Anjlok Dipicu Keputusan Jokowi Batal Naikkan Harga BBM Premium

11 Oktober 2018 11:13 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok hingga 1,84 persen ke posisi 5.716,474 mengawali perdagangan Kamis (11/10). Kondisi tersebut dinilai akibat keputusan Presiden Jokowi membatalkan kenaikan harga BBM Premium.
ADVERTISEMENT
Head of Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, anjloknya IHSG ini memang berkaitan dengan batalnya rencana kenaikan harga BBM jenis premium. Pembatalan tersebut dilakukan hanya berselang hampir satu jam setelah Menteri ESDM Ignasius Jonan mengumumkan kenaikan harga.
“Entah apa yang dipikirkan pemerintah setelah sebelumnya Menteri Jonan mengatakan akan menaikkan harga BBM premium menjadi Rp 7.000 padahal itu sangat bagus sekali untuk sedikit menyehatkan APBN Indonesia, tetapi sangat disayangkan batal untuk naik,” kata Edwin kepada kumparan, Kamis (10/10).
IHSG Anjlok 3,33 Persen di Perdagangan Sesi I, Rabu (05/09/2018). (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
IHSG Anjlok 3,33 Persen di Perdagangan Sesi I, Rabu (05/09/2018). (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
Menurut Edwin, batalnya rencana tersebut dalam hitungan jam juga ternyata memicu reaksi pasar pagi ini. Investor yang selalu identik dengan adanya kepastian iklim usaha, menurut Edwin, dikagetkan dengan keputusan pemerintah yang berubah begitu cepat.
ADVERTISEMENT
“Sangat (berpengaruh). Karena market melihat aneh kok kebijakan bisa berubah cepat dan tidak ada koordinasi satu dengan lain,” ujarnya.
Selain faktor domestik tersebut, Edwin menyebutkan, anjloknya IHSG pagi ini juga dipengaruhi oleh faktor global khususnya bursa utama Asia yang juga dibuka memerah. Menurutnya, baik faktor domestik maupun global saling mempengaruhi.
“Di samping alasan faktor domestik, kejatuhan IHSG pagi ini juga karena bursa regional, Hang Seng dan Nikkei turun tajam,” tandasnya.