IHSG Diprediksi Masih Tertekan, Dibayangi Defisit Neraca Perdagangan

18 September 2018 7:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,08 persen di level 5.824.26 pada perdagangan Senin (17/9). IHSG diprediksikan akan melanjutkan pelemahan hari ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper pelemahan tersebut disebabkan oleh rilisnya data neraca perdagangan Indonesia di bawah level ekspektasi. IHSG diprediksikan akan bergerak di level support 5.748 dan resistance 5.948 sepanjang perdagangan saham hari ini.
“IHSG diprediksi melemah. Didorong data neraca perdagangan yang menunjukkan hasil dibawah ekspektasi,” tulis Dennies dalam risetnya, Selasa (18/9).
Selain itu, dia menilai perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang kembali memanas juga menjadi sentimen negatif yang mendorong IHSG kembali melemah.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia belum menunjukkan perbaikan. Sepanjang Agustus 2018, neraca perdagangan kembali mengalami defisit mencapai USD 1,02 miliar.
Sementara itu, Vice President Research Departement Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, IHSG masih berpotensi untuk melaju di zona hijau. Menurut dia, rilis data perekonomian ekspor dan impor menunjukkan kondisi perekonomian berada dalam kondisi stabil.
ADVERTISEMENT
"Hal ini dapat memberikan sentimen positif terhdap pola gerak IHSG dalam jangka pendek. Selain itu, faktor tersebut menurutnya juga dapat menjadi daya tarik untuk kembalinya capital inflow ke dalam pasar modal. “Hari ini IHSG berpotensi menguat,” ujarnya.
Berikut beberapa menu saham unggulan yang direkomendasikan William: PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Telekomunikasi Indonesia Persero (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Bank Pembangunan Timur Tbk (BJTM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).