Imbal Hasil Obligasi AS Naik, Wall Street Ditutup Bervariasi

24 Juli 2018 7:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Bursa saham AS atau Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan Senin (23/7). Hal tersebut didorong oleh kenaikan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS bertenor sepuluh tahun yang juga meningkat.
ADVERTISEMENT
Yield obligasi AS bertenor sepuluh tahun tersebut meninngkat 7 basis poin (bps) menjadi 2,96 persen.
Kenaikan yield obligasi AS mendorong saham keuangan dan membuat investor mengantisipasi berlanjutnya penguatan kinerja keuangan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi AS.
Dilansir Reuters, Selasa (24/7), indeks S&P 500 (SPX) naik 5,15 poin atau 0,18 persen menjadi 2.806,98 dan Nasdaq Composite (IXIC) naik 21,68 poin atau 0,28 persen menjadi 7.841,87. Sementara indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 13,83 poin atau 0,06 persen menjadi 25.044,29.
Indeks saham sektor keuangan S&P naik 1,3 persen setelah imbal hasil obligasi sepuluh tahun AS naik ke level tertinggi dalam lima minggu. Bank Sentral AS atau Federal Reserve kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga meskipun ada kritik dari Presiden Donald Trump.
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan tanda penguatan ekonomi dan kenaikan pendapatan perusahaan," kata Oliver Pursche, chief Market Strategist di Bruderman Asset Management.
Ilustrasi Wall Street (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Pixabay)
Para analis memperkirakan pertumbuhan laba perusahaan sekitar 22 persen selama kuartal II, naik dari 20,7 persen pada kuartal I.
Selain itu, isu pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung turut membantu penguatan saham AS. Presiden Meksiko terpilih, Andres Manuel Lopez Obrador, mengirim surat kepada Trump untuk mendesak negosiasi perdagangan NAFTA, dan pejabat perdagangan dari Meksiko dan Amerika Serikat akan bertemu akhir pekan ini.
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker juga dijadwalkan bertemu dengan Trump pada hari Rabu atas pengenaan tarif impor.
Namun beberapa investor khawatir tentang pengaruh ketegangan perdagangan global terhadap dolar AS, yang telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa perusahaan multinasional AS bahkan mengevaluasi kembali strategi lindung nilai mata uang perseroan.
ADVERTISEMENT
Saham Illinois Tool Works Inc (ITW.N) turun 7,2 persen, berkontribusi pada penurunan S&P 500 sektor industri. Pembuat komponen mesin tersebut memangkas proyeksi laba di tahun ini, bergabung dengan Netflix Inc (NFLX.O) yang menyalahkan penguatan dolar AS sebagai penyebab melemahnya kinerja perusahaan.
Saham Amazon.com Inc (AMZN.O) tergelincir 0,6 persen, merupakan hambatan terbesar di Nasdaq dan S&P 500 setelah Trump memperbarui serangannya terhadap pengecer.
Saham Hasbro Inc (HAS.O) melonjak 12,9 persen, terbesar di S&P 500, setelah membukukan kinerja keuangan yang optimistis. Saham Rival Mattel Inc naik 3,9 persen. Saham Tesla Inc (TSLA.O) turun 3,3 persen setelah laporan bahwa perusahaan telah meminta beberapa pemasok untuk mengembalikan pembayaran sebelumnya sebagai upaya untuk menghasilkan laba.
ADVERTISEMENT
Saham kontraktor minyak Halliburton Co (HAL.N) anjlok 8,1 persen karena investor fokus pada pertumbuhan kendala pipa di Permian Basin. Saham LifePoint Health Inc (LPNT.O) melonjak 35,5 persen dan mengangkat saham operator rumah sakit setelah perusahaan setuju untuk dibeli oleh Apollo Global Management (APO.N) dalam kesepakatan senilai sekitar USD 5,6 miliar. Saham Alphabet Inc (GOOGL.O) naik lebih dari 4 persen setelah raksasa internet itu melaporkan hasil kinerja kuartalan.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 5,5 miliar saham, lebih rendah dibandingkan 20 hari perdagangan terakhir sebanyak 6,15 miliar saham.