Impor Keramik Naik 51% di Awal 2018, Industri Domestik Terancam

15 Mei 2018 10:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Industri keramik Sukatali (Foto: ANTARA FOTO/Agvi Firdaus)
zoom-in-whitePerbesar
Industri keramik Sukatali (Foto: ANTARA FOTO/Agvi Firdaus)
ADVERTISEMENT
Banjirnya keramik impor membuat para pengusaha keramik dalam negeri merasa terancam. Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan, keramik impor tersebut jumlahnya terus bertambah setiap tahun.
ADVERTISEMENT
“Rata-rata keramik impor tiap tahunnya naik 22%. Bahkan untuk kuartal I 2018 saja, impor keramik itu naik 51% ketimbang kuartal I 2017,” ungkap Elisa kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (15/5).
Kenaikan 51% itu setara dengan 7 juta meter persegi (m2). Sedangkan produksi keramik dalam negeri sekitar 350 juta m2 per tahun. Keramik impor tersebut mayoritas berasal dari China.
Menurut Elisa, angka kebutuhan keramik memang selalu meningkat setiap tahun. Industri ini juga termasuk industri manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja. Karena itu, Elisa berharap pemerintah bisa menekan angka impor agar industri dalam negeri berkembang.
“Permintaan nambah terus. Tapi yang ditambah jangan impornya. Seandainya angka impor itu bisa diproduksi dalam negeri kan lumayan. Banyak tenaga kerja yang akan terserap,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi Elisa menegaskan bahwa kualitas dan desain keramik buatan Indonesia tidak kalah dengan keramik impor. Untuk itu, pihaknya kini tengah mengajukan safeguard untuk menanggulangi produk impor.
“Kami sudah ajukan. Karena memang beberapa industri sudah mulai terganggu,” tutupnya.