Impor September 2019 Capai Rp 199 Triliun, Naik Tipis 0,63 Persen

15 Oktober 2019 12:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ekspor impor. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ekspor impor. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bulan September 2019 mencapai USD 14,26 miliar atau setara dengan Rp 199,64 triliun (kurs dolar Rp 14.000). Angka ini naik 0,63 persen dibandingkan impor pada Agustus 2019 yang sebesar USD 14,17 miliar. Jika dibandingkan dengan September 2018, impor September 2019 turun 2,41 persen.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Suhariyanto menuturkan, kenaikan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya impor non migas September 2019 menjadi USD 12,67 miliar. Angka itu naik dibandingkan impor non migas pada Agustus 2019 yang sebesar USD 12,54 miliar.
"Kenaikan impor non migas terbanyak dari komoditas serealia seperti gandum USD 25,5 juta," kata dia di Gedung BPS Jakarta, Selasa (14/10).
Selain itu, impor lainnya berasal dari kapal laut dan bangunan terapung USD 102,8 juta, kendaraan dan bagiannya USD 97,2 juta, bahan kimia organik USD 27,9 juta, serta kapas USD 22,1 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan nilai impor terbesar yakni gula dan kembang gula sebesar USD 66 juta, kapal terbang dan bagiannya USD 53,9 juta, tembaga USD 47,4 juta, benda-benda dari besi dan baja USD 31,9 juta, serta binatang hidup USD 27,7 juta.
ADVERTISEMENT
Adapun impor migas justru mengalami penurunan. Secara bulanan, sektor migas mengalami penurunan 2,36 persen menjadi sebesar USD 1,59 miliar dari USD 1,63 miliar di Agustus 2019.
"Penurunan dipicu oleh turunnya nilai impor minyak mentah sebesar USD 95,9 juta atau 20,95 persen, namun nilai impor hasil minyak dan gas meningkat masing-masing sebesar USD 45,2 juta (4,50 persen) dan USD 12,2 juta (7,23 persen)," jelasnya.
Adapun sepanjang Januari-September 2019 total impor Indonesia tercatat mencapai USD 126,12 miliar. Realisasi ini lebih rendah 9,12 persen dari periode Januari-September 2018.