Inalum Akan Investasi Rp 98 Triliun di Tambang Bawah Tanah Freeport

9 Januari 2019 19:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi umumkan Indonesia sah miliki 51 persen saham Freeport di Istana Merdeka, Jakarta. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi umumkan Indonesia sah miliki 51 persen saham Freeport di Istana Merdeka, Jakarta. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah memboyong 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) pada akhir Desember 2018, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mulai melakukan investasi di ladang tambang emas terbesar di dunia itu. Investasi akan difokuskan pada pengelolaan tambang bawah tanah Grasberg.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan tahun ini investasi yang akan digelontorkan sekitar USD 1,1 miliar hingga USD 1,4 miliar. Investasi akan dilakukan hingga 2023. Itu berarti selama lima tahun ke depan, perusahaan akan menyebar investasi Rp 7 miliar atau Rp 98 triliun (Rp 14.000).
"Sekarang sampai 2023 (investasi) USD 1,1-1,14 miliar per tahun," kata dia saat ditemui usai diskusi di KAHMI Pusat, Jakarta, Rabu (9/1).
Investasi itu, kata Budi, di luar dari pembangunan smelter yang menjadi kewajiban PTFI. Proses pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan konsentrat oleh PTFI sendiri bakal diputuskan dalam waktu dekat. Pembangunan smelter menjadi salah satu syarat dalam proses peralihan 51 persen saham PTFI ke Indonesia melalui Inalum. Tapi Budi enggan menyebutkan progres terbaru dari pembangunan smelter PTFI.
ADVERTISEMENT
Ada 5 tambang bawah tanah yang akan dikembangkan setelah cadangan di tambang terbuka Grasberg habis, yaitu DOZ Block Cave, Big Gossan, Grasberg Block Cave, Kucing Liar, dan Deep MLZ Block Cave.
Kendaraan berat mengumpulkan bebatuan dengan endapan emas di kompleks pertambangan Grasberg Freeport McMoRan. (Foto: AFP PHOTO / Olivia Rondonuwu)
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan berat mengumpulkan bebatuan dengan endapan emas di kompleks pertambangan Grasberg Freeport McMoRan. (Foto: AFP PHOTO / Olivia Rondonuwu)
Tambang bawah tanah yang akan dikerjakan dalam waktu dekat adalah Block Cave. Budi menyebutkan, produksi di Block Cave bakal optimal pada 2023. Untuk tahun ini, produksi tambang PTFI sendiri bakal turun di tambang terbuka (open pit) karena isinya bakal habis.
"Grasberg Blok Cave full produksinya 2023. Produksi level normal. Jadi jangan dimarahin kalau produksinya (sekarang) turun karena lagi kejar yang tambang bawah tanah," kata dia.
Inalum Terima Laba Bersih USD 2 Miliar dari Freeport pada 2023
Karena masa transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah, produksi perusahaan turun yang berpengaruh pada EBITDA perusahaan. Dalam prognosa Inalum, EBITDA pada tahun ini bakal turun dari USD 4 miliar menjadi USD 1 miliar.
ADVERTISEMENT
Karena produksi turun, perusahaan juga tidak mendapatkan untung selama dua tahun, terhitung dari 2019 hingga 2020. Pada 2021 pun, perusahaan bakal mendapatakan sedikit.
" Freeport itu stabil atau manteng revenue-nya itu USD 7 miliar atau sekitar Rp 98 triliun per tahun. EBITDA (net salary) yang diterima atau take home pay sekitar USD 4 miliar per tahun kali Rp 14.000 sekitar Rp 64 triliun. Bottom line (laba) nol sampai 2020. Pada 2022 dapat laba besar, 2023 mulai manteng (laba penuh) USD 2 miliar," jelas dia.