Inalum Beli 51 Persen Saham Freeport USD 3,85 M, Kemahalan Enggak Ya?

2 Oktober 2018 11:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana penggalian di Freeport.
 (Foto:   Instagram @freeportindonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penggalian di Freeport. (Foto: Instagram @freeportindonesia)
ADVERTISEMENT
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum membeli 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) dari Freeport McMoRan Inc (FCX) dan PT Rio Tinto Indonesia dengan harga USD 3,85 miliar.
ADVERTISEMENT
Harga sebesar USD 3,85 miliar itu dihitung dengan asumsi PTFI mendapat perpanjangan izin operasi hingga 2041.
Namun, perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diterbitkan Kementerian ESDM untuk PTFI hanya akan berlaku sampai 2031, dengan kemungkinan nantinya diperpanjang lagi sampai 2041.
Apakah pembelian saham Freeport itu tidak akan dianggap kemahalan dan merugikan negara karena perpanjangan IUPK hanya sampai 2031 sedangkan asumsi yang digunakan untuk perhitungan harga sampai 2041?
Terkait hal ini, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, Framework Agreement yang ditandatangani pemerintah dengan FCX pada 29 Agustus 2017 lalu sudah menyepakati perpanjangan izin untuk PTFI sampai 2041. Perhitungan harga saham dibuat berdasarkan kesepakatan tersebut.
"Kalau ingat Pak Jonan (Menteri ESDM Ignasius Jonan) dulu bicara pada Agustus 2017, ada Framework Agreement dengan Freeport McMoRan, ini enggak berdiri sendiri-sendiri. Ini merupakan satu paket. Kalau dibaca di situ, perpanjangan sampai 2041 dengan terms yang disetujui," kata Budi dalam wawancara khusus dengan kumparan, Jumat (28/9).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba), IUPK diberikan secara bertahap karena tidak bisa sekaligus 20 tahun. Untuk tahap pertama berlaku sampai 2031.
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin
 (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Perpanjangan 10 tahun lagi sampai 2041 diberikan setelah pemerintah melakukan evaluasi. Persyaratan yang harus dipenuhi agar PTFI mendapat perpanjangan hingga 2041, misalnya pembangunan smelter, divestasi saham 51 persen dan penerimaan negara yang lebih baik.
"Itu secara substansi, bahwa nanti mekanismenya ada 2 step, ya enggak apa-apa. Tapi secara substansi perpanjangan sampai 2041, pembangunan smelter dalam 5 tahun, dan pendapatan negara mesti lebih besar dari sebelum takeover, dan mesti divestasi 51 persen," papar Budi.
Ia menambahkan, harga 100 persen saham PTFI menurut perhitungan FCX mencapai USD 21 miliar. Artinya, 51 persen saham PTFI menurut hitungan FCX mencapai USD 11 miliar. Sementara Inalum membelinya hanya dengan harga USD 3,85 miliar.
ADVERTISEMENT
"Sekarang nilai perusahaan PTFI hitungan Freeport USD 22 miliar, kalau Kucing Liar enggak dibangun jadi USD 21 miliar. 51 persen sahamnya sekitar USD 11 miliar. Kita beli hanya USD 3,85 miliar. Semua orang yang mengerti bilang ini murah banget, orang Freeport geleng-geleng semua. Kalau saya dibilang merugikan negara, jual saja itu, pasti dapatnya lebih USD 3,85 miliar," tutupnya.