Incar Dana Rp 4,7 Triliun, Renuka Coalindo Akan Gelar Rights Issue

13 Desember 2018 18:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Renuka Coalindo, Irwan Darmawan. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Renuka Coalindo, Irwan Darmawan. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) berencana untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan menerbitkan 18,8 miliar saham dengan nilai nominal Rp 250 per saham.
ADVERTISEMENT
Direktur Renuka Coalindo Irwan Darmawan menargetkan, awal tahun depan aksi korporasi tersebut bisa terlaksana.
“Kami berharap awal Januari 2019 bisa dinyatakan efektif. Kami sudah lapor ke OJK. Ya maksimal awal Februari sudah selesai,” ujar Irwan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (13/12).
Dengan melakukan Rencana PUT I, perseroan menargetkan memperoleh dana sebanyak-banyaknya Rp 4,7 triliun.
Irwan menjelaskan, terdapat dua opsi penggunaan dana rights issue tersebut. Pertama, jika rights issue tidak diserap secara sempurna, maka pembeli siaga yakni Wilton Resources Holdings Pte (WRH) akan membeli secara nontunai sisa saham yang tak terserap dengan menggunakan saham Wilton Investment (WI) milik WRH sebesar Rp 3,7 triliun.
Ilustrasi IHSG. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Sedangkan opsi kedua, jika PUT terserap sempurna, maka 80 persen akan digunakan untuk mengambilalih secara tunai saham WI milik WRH sebesar Rp 3,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Sementara sisanya akan digunakan oleh perusahaan untuk modal kerja WI yang disalurkan lewat bentuk pinjaman selama lima tahun. Jika publik tidak melaksanakan hak rights issue-nya, maka kepemilikan publik di perusahaan ini akan terdilusi menjadi sebesar 0,39 persen dari sebelumnya 20 persen. Sementara kepemilikan mayoritas Renuka setelah rights issue akan diperoleh WRH sebesar 98,04 persen.
Irwan menjelaskan, WRH tertarik berinvestasi di SQMI karena Izin Usaha Pertambangan (IUP) tersebut berada di Indonesia dan dimiliki oleh warga negara Indonesia dan Singapura.
Di sisi lain, WRH merupakan perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Singapura. Hal ini menurut Irwan akan membuka peluang bagi investor institusional untuk masuk karena saham makin menarik.
“Ini justru jadi kesempatan buat institusional investor di pasar modal Indonesia untuk masuk. Itu yang menjadi trigger utama. Jadi sama-sama memberikan nilai tambah,” tutupnya.
ADVERTISEMENT