Indef: E-commerce Hanya Sumbang 0,7 Persen ke Ekonomi RI di 2018

19 September 2019 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan E-commerce anggota idEA, Tokopedia. Foto: Jofie Yordan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan E-commerce anggota idEA, Tokopedia. Foto: Jofie Yordan/kumparan
ADVERTISEMENT
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) telah melakukan kajian terhadap peran e-commerce dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengungkapkan peran e-commerce dalam PDB masih sangat kecil.
ADVERTISEMENT
“Indef bikin riset kecil dengan asumsi-asumsi yang ada, data-data yang available kita estimasi terhadap Produk Domestik Bruto. Hasilnya e-commerce punya perannya sangat kecil hanya 0,7 persen itu tahun 2018,” kata Bhima di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (19/9).
“Jadi, 1 persen saja belum nyampek terhadap PDB,” tambahnya.
Bhima belum bisa membeberkan secara pasti sebab masih kecilnya PDB dari e-commerce hasil kajian Indef. Namun, Bhima merasa salah satu alasannya adalah produk yang dijual sampai infrastruktur khususnya dari segi digital yang baru mendukung praktik e-commerce di wilayah Jawa.
“Nah kita bingung apakah ada asumsi produk-produk yang dijual dari e-commerce porsi produk lokalnya masih sangat kecil. Ini harus dikonfirmasi oleh data BPS berapa persen produk lokal yang dijual di e-commerce,” ujar Bhima.
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
Untuk itu, Bhima mendorong adanya peningkatan jangkauan e-commerce yang hanya berputar di wilayah Jawa saja karena internet memadai. Ia mengharapkan e-commerce bisa menyentuh semua wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Masak enggak bisa saudara kita di Sulawesi, Kalimantan, Sumatera. Kalau belum bisa menjadi pembeli secara aktif setidaknya menjadi produsernya menjual produk UMKM ke market place kita. Syukur-syukur bisa di ekspor ke China,” ungkap Bhima.
Meski begitu, Bhima mengakui adanya e-commerce membuat lapangan pekerjaan meningkat. Salah satu contohnya menurut Bhima adalah jasa pengantaran barang.
“Yang menarik ternyata adalah dampak multiplayer atau dampak bergandanya lebih banyak jasa kurir, jasa logistik yang kemudian terdorong naik juga, karena itu kita melihat bahwa kok kurir naik,” tutur Bhima.