Indef: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2018 Kurang Berefek ke Industri

8 Agustus 2018 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kawasan Industri  (Foto: Toru Hanai/Reuters )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kawasan Industri (Foto: Toru Hanai/Reuters )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,27 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada triwulan II 2018, kurang dinikmati oleh dunia industri dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Peneliti Indef Andry Satrio menyampaikan, realisasi belanja APBN triwulan II 2018 mencapai Rp 523,7 triliun. Sementara realisasi bantuan sosial (bansos) triwulan II 2018 capai Rp 27,19 triliun, atau naik 67,57 persen (yoy).
Pada triwulan II 2018, belanja pemerintah tumbuh 5,26 persen, sehingga kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi meningkat, semula 6,31 persen pada triwulan I 2018 menjadi 8,5 persen pada triwulan II 2018.
Namun menurutnya, akselerasi belanja pemerintah hanya berdampak pada peningkatkan sektor konsumsi rumah tangga, terlebih pada triwulan II 2018 terdapat Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pegawai negeri/swasta.
“Bukan industri yang berkontribusi, sektor administrasi yang tumbuhnya signifikan. Bansos, gaji ke-13, bukan industri. Konsumsi naik,” katanya dalam pemaparan di Kantor Indef, Jakarta, Rabu (8/8).
ADVERTISEMENT
Dia membeberkan, pelaku usaha di Indonesia terutama sektor ritel menjadikan momen Lebaran sebagai ajang meraup keuntungan. Sebab target pelaku usaha pada momen itu dapat memenuhi 35 persen dari omzet penjualan tahun berjalan.
Diskusi Indef mengenai pertumbuhan ekonomi (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Indef mengenai pertumbuhan ekonomi (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Berdasarkan hasil Survei Kegatan Dunia Usaha (SKDU) yang dirilis BI, kenaikan rata-rata kapasitas produksi terpasang naik dari semula 76,27 persen pada triwulan I 2018 menjadi 78,40 persen pada triwulan II 2018.
Namun disayangkan pada triwulan II 2018, inventori atau barang yang tersimpan di gudang juga semakin banyak sebesar 44,07 persen (yoy) dan 18,5 persen (quarter to quarter/qtq). Dia menyebut, kenaikan produksi di industri tak diimbangi dengan kenaikan penjualan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati menambahkan, justru industri luar negeri yang turut menikmati pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2018. Hal itu tampak dari peningkatan impor yang mencapai 15,17 persen (yoy).
ADVERTISEMENT