Indonesia dan Australia Sepakati Perjanjian Dagang IA-CEPA

31 Agustus 2018 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi dan Scott Morrison Perdana, Menteri Australia berkeliling di Kebun Raya Bogor, Jumat (31/8/18). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi dan Scott Morrison Perdana, Menteri Australia berkeliling di Kebun Raya Bogor, Jumat (31/8/18). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Proses perundingan perjanjian kemitraan komprehensif Indonesian dan Australia atau Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) akhirnya rampung. Deklarasi penyelesaian Perundingan IA-CEPA tersebut dilakukan bersamaan dengan kunjungan Perdana Menteri Australia yang baru, Scott Morrison ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik penyelesaian perundingan IA-CEPA karena memberikan arti positif bagi dunia usaha dalam meningkatkan daya saing nasional dan mengintegrasikan diri lebih dalam ke rantai nilai supply global. Dengan selesainya perundingan ini, Indonesia secara perlahan dapat memiliki same level of playing field dengan negara-negara pesaing dalam menghadapi situasi ekonomi yang penuh tantangan.
“Yang menjadi PR besar pemerintah setelah ini adalah memastikan bahwa IA-CEPA dapat segera diratifikasi untuk dimanfaatkan oleh pelaku usaha Indonesia. Setelah itu, kami berharap perundingan IEU-CEPA juga dapat segera selesai dan memiliki kualitas sama atau bahkan lebih baik," ungkap Ketua Umum KADIN Indonesia Rosan P. Roeslani dalam siaran persnya, Jumat (31/8).
Lebih spesifik, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani menambahkan kerja sama di bidang pendidikan dan vokasi dengan Australia sebagai salah satu manfaat yang diterima Indonesia. Hal ini, lanjut Shinta, akan sangat berkontribusi bagi perluasan dan peningkatan kualitas produksi industri manufaktur kita.
ADVERTISEMENT
"engan adanya skema kerja sama ini di dalam IA-CEPA, kita dapat meningkatkan jumlah skilled workers berstandar internasional di Indonesia. Lambatnya pertumbuhan skilled workers di Indonesia saat ini masih menjadi tantangan utama dalam meningkatkan produk ekspor yang bernilai tambah tinggi dan berperan penting untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap ekspor komoditas,” kata Shinta.
Perundingan perjanjian kemitraan IA-CEPA diawali pada 2016 lalu, melibatkan Indonesia Australia Business Partnership Group yang terdiri dari KADIN, APINDO, Indonesia-Australia Business Council (IABC), Australia Chambers of Commerce and Industry, Australia Industry Group dan Australia-Indonesia Business Council (AIBC) bersama-sama memberikan masukkan kepada pemerintah kedua pihak berjudul “Two Neighbors, Partners in Prosperity: Indonesia-Australia Business Partnership Group Submission towards the IA- CEPA” yang berisi usulan-usulan kesepakatan dan kerja sama yang diinginkan oleh pelaku usaha Indonesia dan Australia dalam perjanjian IA-CEPA.
Keakraban Presiden Jokowi dan Scott Morrison Perdana, Menteri Australia di Kebun Raya Bogor, Jumat (31/8/18). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keakraban Presiden Jokowi dan Scott Morrison Perdana, Menteri Australia di Kebun Raya Bogor, Jumat (31/8/18). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dua tahun setelah itu dan enam tahun sejak negosiasi pertama, IA-CEPA akhirnya dapat diselesaikan. Perjanjian ini dibuat berdasarkan konsep kemitraan yang saling menguntungkan, menyeluruh (bukan hanya barang dan jasa tetapi investasi dan kerja sama ekonomi lainnya), dan juga kemitraan masa depan yang disusun bersama untuk menjadi “economic powerhouse”. Selain itu, kerja sama ini juga mencakup tidak hanya isu perdagangan barang, tetapi juga perdagangan jasa, investasi dan kerja sama pengembangan kapasitas sumber daya manusia, kerja sama pengembangan supply chain dan inovasi industri, kemudahan bagi masyarakat Indonesia dan Australia untuk saling mengunjungi dan lain sebagainya.
Ke depannya, setelah entry into force, perjanjian IA-CEPA diharapkan dapat meningkatan investasi Australia di berbagai sektor di Indonesia seperti di sektor konstruksi, energi, pertambangan, pariwisata, pendidikan tinggi, vokasi, industri dan kesehatan. Sektor pendidikan tinggi, kesehatan, industri, konstruksi, energi, pertambangan, pariwisata, keterampilan (kejuruan, vokasi). Di lain pihak, pelaku usaha Indonesia juga dapat menggenjot ekspor komoditas unggulan seperti produk otomotif, tekstil dan sepatu yang saat ini masih terkendala bea masuk di Australia dan meningkatkan ekspor produk ban, alat komunikasi, permesinan dan furniture.
ADVERTISEMENT
Hubungan ekonomi Indonesia-Australia sendiri mengalami perkembangan yang cukup baik karena memiliki struktur yang saling melengkapi. Tahun 2017, total perdagangan Indonesia Australia mencapai USD 8,3 miliar dengan defisit perdagangan di sisi Indonesia sebesar USD 3,48 miliar karena impor minyak mentah dari Australia. Di perdagangan non-migas, Indonesia mengimpor banyak gandum dan gula industri dari Australia untuk input produksi industri makanan dan minuman di Indonesia. Selain itu, impor hewan, daging sapi, dan produk berbasis susu dari Australia juga penting untuk mendukung peningkatan konsumsi protein nasional dan pengembangan industri penggemukan hewan ternak di Indonesia.
Di lain pihak, Indonesia juga mengekspor minyak mentah, produk kayu, komponen permesinan dan komponen produk elektronik, pakaian jadi, kertas, sepatu, plastik, ban, dan lain sebagainya ke Australia. Dalam hal investasi, pada tahun 2017 Australia investor terbesar ke-13 di Indonesia dengan nilai investasi sebesar USD 513 juta, dengan investasi utama di sektor pertambangan, tanaman pangan dan perkebunan, industri logam dasar dan barang logam, dan hotel serta restoran. Hingga pertengahan 2018, Australia merupakan investor terbesar ke-10 di Indonesia dengan nilai investasi USD 295,5 juta.
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan kunjungan PM Morrison, juga akan diadakan Business Forum dengan pengusaha dari kedua negara pada Sabtu, 1 September 2018 di Raffles Hotel Jakarta. PM Australia Scott Morrison dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla juga dijadwalkan memberikan pidato mengenai arah hubungan perdagangan dan investasi bilateral Indonesia-Australia di masa depan.