Indonesia Menempati Urutan ke-3 Negara dengan Jam Kerja Paling Banyak

7 Februari 2018 8:25 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Bundaran Hotel Indonesia. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Bundaran Hotel Indonesia. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bagi banyak orang di seluruh dunia, hari Jumat bukan menandai akhir pekan kerja. Mereka bekerja dengan waktu yang cukup tinggi yaitu di atas 60 jam per pekan. Jam kerja dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kebutuhan dalam kasus orang yang bekerja untuk layanan darurat, ekspektasi perusahaan, dorongan individu serta alasan budaya di negara yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari statista.com, Rabu (7/2), penelitian Organisation For Economic Co-Operation And Development (OECD) telah menjelaskan negara-negara dengan jam kerja lebih dari 60 jam setiap pekannya atau 12 jam sehari.
Indonesia berada di posisi 3 dengan negara yang paling buruk keseimbangan antara kerja dan kehidupan dengan angka mencapai 14,3%, setelah Turki dan Korea Selatan, yang masing-masing mencapai 23,3% dan 22,6%. Hal ini terjadi rata-rata pada negara-negara Asia, seperti Jepang (9,2%) dan China (5,8%). Semakin tinggi persentase, maka semakin banyak jam kerjanya dan tingkat keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaannya paling buruk.
Turki menempati posisi teratas dengan persentase 23,3%, yang orang-orangnya bekerja melewati 60 jam per pekan. Hampir 1/4 orang Turki bekerja 60 jam atau lebih per pekan dalam pekerjaan utama mereka.
ADVERTISEMENT
Tiananmen, China. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Tiananmen, China. (Foto: Pixabay)
Negara-negara Asia khususnya telah mendapatkan reputasi buruk terkait keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan. Di Korea Selatan, pembagian jam kerja sangat panjang mencapai 22,6%.
Di Jepang, terdapat kasus orang meninggal akibat stres karena kelebihan jam kerja. Ini menjadi isu utama di Jepang dan mendorong pemerintah untuk mengubah sikap terhadap pekerjaan.
Bahkan ada sebutan di Jepang untuk pekerja yang meninggal karena dipaksa bekerja atau bekerja terlalu keras, yaitu "karoshi".
Amerika Serikat juga dipandang sebagai negara pecandu kerja sampai-sampai tidak ada cuti hamil. Persentase keseimbangan kerja dan kehidupan di AS mencapai 3,8%.
Swedia menjadi negara paling seimbang antar kehidupan dan kerja dengan capaian 1,9%. Rata-rata negara maju memiliki keseimbangan kerja dan kehidupan yang baik seperti, Inggris (5,2%), Rusia (3,9), Spanyol (3,9), dan Jerman (3,3%).
ADVERTISEMENT