Industri di Citarum Didorong Bangun IPAL Bersama

3 April 2018 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sungai Citarum Tercemar (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Sungai Citarum Tercemar (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah akan membangun fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dapat digunakan industri di sepanjang aliran Sungai Citarum secara bersama-sama (komunal). Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi pencemaran di sungai yang ditetapkan sebagai terkotor di dunia itu.
ADVERTISEMENT
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, mengatakan proyek itu akan disiapkan bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Di (sepanjang Sungai Citarum) sana 72% kebanyakan industri tekstil. Sebagian sudah ada yang memiliki IPAL. Yang belum mempunyai IPAL akan diidentifikasi untuk dibuatkan IPAL komunal," katanya seusai mengikuti Rakor Penanganan Sungai Citarum, di Kantor Kemenko Maritim di Jakarta, Selasa (3/4).
Putu menjelaskan, dari data Kementerian Perindustrian, sebanyak 444 industri tekstil telah teridentifikasi berada di sepanjang hulu hingga tengah DAS Citarum. Untuk tahap awal pihaknya akan melakukan pendataan industri mana saja yang dapat menggunakan IPAL komunal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Makanya kami diminta bersama Kementerian PUPR, juga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyamakan datanya. Mana industri yang sudah punya IPAL, mana yang belum, mana yang IPAL-nya kurang sempurna. Semua diselaraskan supaya penanganannya tidak tumpang tindih," kata Putu seperti dikutip dari Antara.
Patroli  hulu Sungai Citarum. (Foto: Antara/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Patroli hulu Sungai Citarum. (Foto: Antara/Raisan Al Farisi)
Ada pun bagi industri yang tidak memiliki izin dan IPAL seperti industri rumah tangga, kemungkinan akan direlokasi atau diberi bantuan lain.
Lebih lanjut, Putu menjelaskan meski fokus untuk melakukan rehabilitasi lingkungan, pemerintah juga ingin tetap menjaga kinerja industri di kawasan tersebut karena berkontribusi terhadap perekonomian.