Industri Penerbangan Lesu? China Tetap Bangun 74 Bandara Baru

26 Agustus 2018 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang di Bandara Beijing, China (Foto: AFP/Goh Chai Hin)
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang di Bandara Beijing, China (Foto: AFP/Goh Chai Hin)
ADVERTISEMENT
Sejumlah maskapai penerbangan global mencatatkan kerugian atau penurunan kinerja keuangan, dihantam kenaikan harga minyak dunia. Tapi China tak goyah dengan rencana pembangunan infrastruktur, berupa penambahan 74 bandara baru hingga 2020.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari World Economic Forum (WEF), Negeri Panda itu akan memiliki total 260 bandara pada 2020, atau bertambah 74 dari sebelumnya sebanyak 186 bandara.
Jika seluruh bandara baru yang sedang dibangun itu rampung, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memproyeksikan China akan jadi pasar penerbangan terbesar di dunia pada 2022. Menurut IATA, pasar domestik China sudah sangat besar dengan tumbuhnya kelas menengah negara tersebut.
Kemakmuran ekonomi bangsa telah menghasilkan pertumbuhan pendapatan bagi sebagian besar penduduknya, memperkuat kelas menengah. Sekitar 35 persen populasi China diproyeksikan berada di kelas menengah atas atau lebih baik pada tahun 2030, angka itu naik dari 10 persen pada tahun 2015.
Ilustrasi maskapai Air China  (Foto: AFP/GREG BAKER)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi maskapai Air China (Foto: AFP/GREG BAKER)
Jumlah penumpang penerbangan di China akan terus tumbuh, hingga pada 2036 mencapai 1,5 miliar penumpang, melampaui Amerika Serikat yang 1,1 miliar penumpang. “Sehingga butuh dukungan pemerintah ke sektor penerbangan, termasuk dengan membandung bandara baru,” tulis WEF.
ADVERTISEMENT
Beberapa daerah terpencil di China akan memiliki lima atau lebih jumlah bandara. Seperti di Guizhou, Xinjiang, Sichuan, dan Heilongjiang, kini telah ada lima atau lebih bandara yang dibangun dalam sepuluh tahun terakhir.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah maskapai penerbangan global melaporkan penurunan kinerja keuangan, akibat tertekan kenaikan harga minyak. Sekitar 40 persen komponen biaya di bisnis penerbangan, berasal dari harga avtur.
Namun dengan ekspansi yang agresif infrastruktur penerbangan oleh China, tiga maskapai penerbangan terbesar negara itu, yakni Air China, China Southern Airlines, dan China Eastern Airlines akan makin besar. Bahkan mereka akan menantang maskapai AS terkemuka yaitu Delta, dan United Airlines.