Ingin Lahirkan Go-Jek Baru, Perusahaan di Singapura Siapkan Rp 4,4 T

21 Agustus 2018 12:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri & CEO GoJek, Nadiem Makarim (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri & CEO GoJek, Nadiem Makarim (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Startup baru memperoleh angin segar di Asia Tenggara. Sebanyak 3 perusahaan pembiayaan ventura (venture capital) pada minggu lalu berkomitmen melakukan pembiayaan untuk startup baru sampai USD 335 juta atau setara Rp 4,4 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.600). Perusahaan ventura yang bermarkas di Singapura ingin melahirkan startup unicorn baru seperti Go-Jek di kawasan Asia Tenggara. Unicorn adalah sebutan bagi startup yang memiliki valuasi lebih dari USD 1 miliar.
ADVERTISEMENT
Dua dari tiga perusahaan ventura tersebut akan mengalokasikan USD 200 juta untuk startup business to business (B2B).
Qualgro dan Tin Men, dua perusahaan venture capital di Singapura, meluncurkan pembiayaan masing-masing USD 100 juta untuk mendukung perkembangan startup B2B.
Qualgro seperti ditulis The Business Times, berkomitmen menyalurkan 50 persen dari total investasi ke perusahaan startup pada kuartal pertama sejak beroperasi. Managing Partner Qualgro Heang Chhor menjelaskan perusahaan menanamkan dananya pada startup baru yang memiliki 3 kriteria: keunggulan teknologi, berpotensi di pasar regional atau menjadi pemimpin pasar, dan memiliki potensi kinerja bisnis cemerlang.
"Perusahaan B2B paling memenuhi kriteria tersebut. Mereka secara umum tidak terlalu terikat batas negara," ungkap Chhor.
Mitra pengemudi  GOJEK. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Mitra pengemudi GOJEK. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
Sementara itu, Openspace sebagai perusahaan ventura mengumumkan rencana pembiayaan USD 135 juta terhadap perusahaan startup dengan skema B2C. Openspace mengaku berhasil membesarkan salah satu perusahaan startup, Go-Jek. Sebagai salah satu investor, Openspace menilai Go-Jek kini telah memiliki valuasi USD 5 miliar atau setara Rp 73 triliun.
ADVERTISEMENT
Untuk membiayai startup baru di Asia Tenggara, Openspace menggandeng investor dari Amerika Serikat (AS), Australia, Eropa dan Jepang.
"Mereka menyadari Openspace sebagai pemain potensial (industri venture capital). Pada bersamaan, kita ingin meyakinkan ke mereka tentang pasar Asia Tenggara. Beberapa investor mengaku baru pertama kali berkomitmen membiayai startup di kawasan Asia Tenggara," ungkap Pendiri Openspace, Hian Goh.