Ingin Swasembada UEA Bangun Pertanian Vertikal 40 Ha, Terluas di Dunia

10 Juli 2018 19:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengemas hasil sayuran dari kebun vertikal di Singapore (Foto: Reuters//Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengemas hasil sayuran dari kebun vertikal di Singapore (Foto: Reuters//Edgar Su)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) mengembangkan pertanian vertikal seluas 40 hektare atau yang terluas di dunia. Pertanian vertikal tersebut merupakan kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan Shalimar Biotech Industri.
ADVERTISEMENT
Kebun vertikal ini didirikan di lahan seluas 7.600 m2 milik pemerintah. Sedangkan Shalimar menyediakan dukungan logistik (perlengkapan, benih, dan pupuk), serta pengelolaan kebun.
Kebun vertikal ini akan dikembangkan dengan teknologi modern. Seperti saluran air penyiraman dengan teknologi desalinasi (mengubah air laut jadi tawar), dilengkapi dengan penyejuk udara dan pengatur suhu, serta sistem pengairan otomatis.
“Perjanjian ini merupakan sinergi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan swasta untuk mendorong inovasi di bidang pertanian, dengan tujuan meningkatkan keamanan dan keragaman pangan UEA,” kata Sultan Alwan, Asisten Wakil Sekretaris untuk Sektor Kawasan di Kementerian Lingkungan Hidup seperti dikutip dari Arabian Business.
Fasilitas ini akan memiliki output produksi setara dengan 900 hektar lahan pertanian. Dari pertanian ini akan bisa dipanen 2,7 ton sayuran hijau berkualitas tinggi, bebas herbisida dan bebas pestisida setiap hari, menggunakan lebih sedikit air daripada lahan konvensional.
ADVERTISEMENT
Pengembangan kebun vertikal dilakukan, karena terbatasnya lahan di Dubai. Hal ini membuat harga tanah di kota itu mahal, rata-rata Rp 6 juta per meter persegi. Selain itu, karakter tanah di sana sulit menjadi tempat tumbuh tanaman, sehingga lebih efektif mengembangkan kebun vertikal.
Petugas memanen sayuran dari kebun vertikal di Singapore (Foto: Reuters//Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memanen sayuran dari kebun vertikal di Singapore (Foto: Reuters//Edgar Su)
Pemerintah juga menilai, pertanian vertikal menimbulkan emisi karbon yang lebih rendah daripada pertanian tradisional. “Ini juga merupakan usaha negara untuk meningkatkan swasembada pertaniannya," tambahnya.
Kolaborasi ini juga bertujuan untuk mempromosikan teknologi pertanian baru, menyediakan pusat pendidikan bagi petani lokal, mahasiswa dan peneliti, mengurangi limbah pertanian dan risiko infeksi, mencapai produksi tanaman sepanjang tahun dan mengurangi emisi panas dari proses pertanian.
Langkah ini diambil, kurang dari sebulan setelah Emirates Flight Catering (EKFC) mengungkapkan rencana investasi senilai USD 40 juta, untuk membangun fasilitas pertanian vertikal terbesar di dunia. Proyek tersebut akan dibuat di dekat Bandara Internasional Al Maktoum, di Dubai World Central. Proyek ini adalah usaha patungan dengan pemimpin pertanian vertikal Crop One Holdings yang berbasis di AS.
ADVERTISEMENT
Chairman yang juga Eksekutif Emirates, Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum mengatakan, membangun dan mengelola pertanian vertikal terluas di dunia, sejalan dengan keinginan pemerintah untuk swasembada pertanian.