INKA Catat LRT Palembang Sudah 3 Kali Mogok

14 Agustus 2018 15:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang Light Rail Transit (LRT) Palembang berjalan di walk way menuju stasiun Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (12/8/2018), karena LRT mogok.. (Foto: Antara/Mushaful Imam)
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang Light Rail Transit (LRT) Palembang berjalan di walk way menuju stasiun Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (12/8/2018), karena LRT mogok.. (Foto: Antara/Mushaful Imam)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak pertama kali diresmikan dan beroperasi pada awal Agustus 2018 lalu, kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan, tercatat sudah mogok atau berhenti mendadak sebanyak 3 kali. Penyebab mogoknya LRT Palembang pun berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Kejadian terakhir yang menyebabkan LRT Palembang mogok adalah adanya kabel yang terkelupas atau putus pada Minggu (5/08). Kabel ini sangat penting karena menyalurkan energi listrik sebagai sumber gerak kereta melalui Current Collector Device (CCD).
“Iya, lebih ke kabelnya, yang berhubungan dengan sumber arusnya (melalui Third Rail), yang ada di kereta bagian luar,” ungkap General Manajer Sekretaris Perusahaan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, I Ketut Astika kepada kumparan, Selasa (14/8).
Sementara itu, Ketut mencatat ada 2 kejadian lagi yang menyebabkan LRT Palembang mogok. Kejadian LRT Palembang berhenti mendadak yang pertama itu terjadi pada Rabu (1/8) akibat sensor pintu. Imbas dari pintu tidak tertutup sempurna itu, menyebabkan masinis kereta tidak bisa menjalankan kereta dan harus mengecek pintu terlebih dahulu agar menutup dengan sempurna.
Menjajal Kereta LRT Palembang (Foto: Pranamya Dewati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menjajal Kereta LRT Palembang (Foto: Pranamya Dewati/kumparan)
“Akibat sensor pintu yang sensitif,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya kejadian di hari Jumat (10/8). LRT Palembang kembali berhenti mendadak di Stasiun Bumi Sriwijaya akibat masalah persinyalan.
“Kedua itu masalah sinyal,” kata Ketut tanpa menjelaskan lebih detail.
Masalah sinyal terjadi akibat Vehicle Display Unit (VDU) yang tidak dapat membaca posisi kereta. Kendati demikian, Ketut mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik karena pihaknya terus melakukan upaya pembenahan.
“Secara teknologi tidak ada masalah, jadi tidak perlu khawatir, kita terus melakukan pembenahan,” tandasnya.
INKA merupakan produsen tunggal kereta LRT Palembang. Kontrak pengadaan kereta LRT yang dipesan PT Waskita Karya (Persero) Tbk kepada produsen kereta asal Madiun tersebut mencapai 8 trainset atau 24 gerbong. Total, proyek LRT Palembang menghabiskan dana sekitar Rp 388 miliar.
ADVERTISEMENT
INKA mengklaim 40 persen komponen di dalam LRT Palembang buatan lokal seperti AC. Sedangkan 60 persen komponen LRT masih harus diimpor dari luar negeri seperti sistem propulsi (propulsion system) yaitu alat kontrol, pengereman, dan roda. Untuk komponen pengereman, semua bahan didatangkan dari Eropa.
Sementara itu untuk car body sekaligus mesin LRT diimpor langsung dari China. Mesin yang digunakan untuk mengekstrusi car body berbahan aluminium.