INKA Pilih Produksi Trem Bertenaga Baterai daripada Listrik

6 Oktober 2018 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
LRT Palembang Produksi INKA. (Foto: Dok. INKA)
zoom-in-whitePerbesar
LRT Palembang Produksi INKA. (Foto: Dok. INKA)
ADVERTISEMENT
PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA tengah menyelesaikan pengerjaan trem. Saat ini progresnya sudah 90 persen dan tinggal menyisakan finishing.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan produsen trem pada umumnya yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaga, trem produksi INKA justru menggunakan baterai. General Manager Sekretaris Perusahaan INKA Ketut Astika beralasan nilai investasi infrastruktur trem bertenaga baterai jauh lebih murah dibandingkan listrik.
"Mau pakai trem listrik mahal sekali, sehingga kita pakai trem baterei mungkin tremnya lebih mahal sedikit tetapi infrastrukturnya (lebih) murah," katanya kepada kumparan, Sabtu (6/10).
Sistem kerja nantinya, trem INKA bertenaga baterai akan berhenti di setiap stasiun. Sambil berhenti di stasiun, trem juga mengisi daya dengan menggunakan wireless charger.
"Ini kalau kita pakai baterei chargingnya bisa di setiap stasiun. Tiap pemberhentian dia ngecas. Ngecasnya pakai wireless jadi di stasiun itu ada infrastruktur untuk ngecas. Begitu berhenti di sana dia charging baterei," paparnya.
Ilustrasi Trem (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Trem (Foto: Wikimedia Commons)
Adapun kapasitas angkut satu rangkaian trem produksi INKA tidak berbeda jauh dengan LRT Palembang yaitu sekitar 80 sampai 100 penumpang per gerbong. Biasanya dalam satu rangkaian trem, terdapat 2 sampai 3 gerbong.
ADVERTISEMENT
"Satu kereta itu bisa sampai 80-100 orang," sebutnya.
Sebelumnya, Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengungkapkan trem yang diproduksi INKA sangat ramah lingkungan. Alasannya karena trem menggunakan baterai yang bisa diisi ulang. Untuk memproduksi trem ini, INKA bekerja sama dengan pabrikan Bombardier.
"Ini nanti hanya pakai charger, nanti kita pakai wireless charger. Kita searching dengan teman-teman, Bombardier punya teknologi dan kita akan kerja sama," ungkap Budi.
Budi menjelaskan pihaknya tidak menggunakan teknologi kelistrikan third rail pada trem. Thrid rail sebelumnya digunakan untuk LRT Palembang yang diproduksi INKA dengan menyalurkan energi listrik di bawah rel. Sedangkan sistem kelistrikan trem pada umumnya menggunakan Listrik Aliran Atas (LAA), mirip dengan KRL Commuter Line.
"Saya enggak perlu masang third rail. Jadi nanti pakai quick charger, wireless charger untuk bisa nyetrum. Berhenti, nyetrum, 2 menit jalan lagi," tambahnya.
ADVERTISEMENT