Investasi China dan Masifnya Pekerja yang Datang ke Indonesia

4 Mei 2018 16:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TKA China Mendominasi. (Foto: Pixabay & Sabryna Putri Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
TKA China Mendominasi. (Foto: Pixabay & Sabryna Putri Muviola/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aksi May Day pada Selasa (1/5) lalu menjadi momentum para buruh menyuarakan keresahannya mengenai simpang-siur isu pekerja asing, khususnya dari China. Poster yang mereka bawa sebagian besar berisi penolakan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing yang belum lama diteken Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Para buruh, mengaku resah dengan keberadaan Perpres tersebut karena dinilai akan mengancam lapangan pekerjaan mereka. Kebijakan tersebut, dinilai akan mempermudah pekerja asing datang ke Indonesia.
“Para buruh resah dan khawatir Perpres 20/2018 akan menggerus lapangan pekerjaan. Kami menolak Perpres tersebut,” kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas, Faisal Yusra, kepada kumparan (kumparan.com).
Perpres 20/2018 memang menyederhanakan izin pekerja asing. Namun secara persyaratan, beleid tersebut mengatur lebih rinci seperti tidak diperbolehkannya TKA menempati posisi personalia dan jabatan tertentu.
“Saya ingin katakan, Perpres ini kemudahan dari sisi prosedur dan birokrasi, bukan membebaskan. Yang dulu pekerja kasar bisa masuk, sekarang dilarang masuk. Misalkan ada orang asing bekerja kasar, itu pelanggaran dan pasti ditindak,” kata Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.
Menakertrans Hanif Dhakiri di rapat Perpres TKA. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)
zoom-in-whitePerbesar
Menakertrans Hanif Dhakiri di rapat Perpres TKA. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)
Selain itu, Hanif menegaskan Perpres tersebut untuk mendukung realisasi investasi asing di Indonesia. Dengan demikian, kata dia, penciptaaan lapangan kerja di Indonesia akan semakin terbuka luas.
ADVERTISEMENT
Jika melihat realisasi investasi dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) lima negara yang paling besar berinvestasi di Indonesia hingga kuartal I 2018 adalah Singapura (USD 2,6 miliar), Jepang (USD 1,4 miliar), Korea Selatan (USD 0,9 miliar), China, (USD 0,7 miliar), dan Hongkong (USD 0,5 miliar).
Sementara sepanjang tahun lalu, realisasi investasi Singapura USD 8,4 miliar, Jepang senilai USD 5 miliar, Uni Eropa senilai USD 3,8 miliar, China senilai USD 3,4 miliar, dan Hongkong mencapai USD 2,1 miliar.
Berbeda dengan nilai investasinya yang hanya ada di posisi keempat, jumlah pekerja asing asal China di Indonesia justru menempati urutan pertama. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah TKA China hingga 2017 mencapai 24.804 orang, jumlah ini rata-rata terus meningkat sejak 2007 yang saat itu jumlahnya baru 4.301 orang.
ADVERTISEMENT
Sementara Singapura yang jumlah realisasi investasinya paling banyak di Indonesia, jumlah pekerjanya pada tahun lalu hanya 1.915 orang, Jepang sebanyak 13.540 orang, dan pekerja dari Korea Selatan 9.521 orang.
Warga Asing diduga TKA di Bandara Haluoleo. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Asing diduga TKA di Bandara Haluoleo. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Masifnya pekerja China datang ke Indonesia yang banyak dipertanyakan. Sebab, di satu sisi pengangguran di Indonesia meningkat 10 ribu orang menjadi 7,04 juta orang pada Agustus 2017, dari sebelumnya 7,03 juta orang.
Sementara di sisi lain berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional China yang dikutip dari Reuters, jumlah pengangguran di China hingga Desember 2017 turun 3,90% dibandingkan September 2017 sebesar 3,95%.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira mengaku heran. China yang merupakan satu-satunya negara yang berinvestasi di Indonesia dan diikuti jumlah peningkatan jumlah pekerja yang didatangkan dari Negeri Tirai Bambu.
ADVERTISEMENT
“Tidak semua negara yang investasi itu masuk dan membawa tenaga kerja asing, kecuali China. Jadi kalau misalkan mau mempermudah masuknya TKA, investasi harus dipertajam dulu investasi negara mana?” kata Bhima.