Investasi Migas di RI Tetap Rendah Meski Harga Minyak Dunia Naik

6 Juli 2018 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas pengeboran migas. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas pengeboran migas. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat pada semester I 2018 realisasi investasi di sektor hulu migas hanya USD 3,9 miliar. Capaian ini baru 27% dari target APBN 2018 sebesar USD 14,2 miliar.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengakui investasi hulu migas memang menurun di tengah naiknya harga minyak dunia. Menurut dia, hal tersebut disebabkan adanya beberapa kendala seperti proses tender.
"Saat pelelangan tender sudah dilakukan dan didapatkan pemenangnya, bukan berarti semua bisa berjalan lancar," kata Amien di Gedung SKK Migas, Jakarta, Jumat (6/7).
Sebagai contoh, proyek yang dikerjakan oleh KKKS Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Amien mengatakan mereka sudah setuju untuk investasi dengan cara sewa kapal Floating Processing Unit, tapi tender sewa kapalnya gagal karena ada prosedur yang salah. Belum lagi, Amien ingin kapal itu dibangun di Indonesia.
“Misal di tender pertama gagal. Waktu itu saya perintahkan ulang karena ada prosedur salah. Di samping itu kapalnya sudah ada izin. Saya kan enggak mau. Saya maunya bangun kapal di Indonesia. Ini kan jadi mundur,” kata Amien di Gedung SKK Migas, Jakarta, Jumat (6/7).
ADVERTISEMENT
Setelah itu, tender diulang dan didapatkan pemenang baru yaitu konsorsium. Masalah lain timbul seperti salah satu anggota dari konsorsium tidak bisa menjalankan proyek karena diperiksa oleh kepolisian terkait lahan atau sangkaan. Ini juga bisa menjadi salah satu faktor lain yang menghambat investasi hulu migas berjalan.
Jika ada KKKS yang tengah diperiksa polisi, otomatis perbankan juga enggan memberikan atau mencairkan pinjaman. Padahal semua uang yang masuk ke kas negara dari sektor hulu migas berasal dari kantong KKKS.
“Kalau anggotanya enggak bisa lanjut kan dikasih ke pemenang tender 2 dan mulai persiapan nih desain. Ini berhubungan dengan financial institution. Pada saat itu mereka dipangil kepolisian karena ada sangkaan, biasanya bank enggak ada yang mau support. Mundur lagi. Mundur-mundur seperti itu,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Masalah lain, kata Amien, adalah pembebasan lahan. Karena itu investasi tahun ini diperkirakaan akan tidak tercapai target. Amien mengatakan jika masalah-masalah seperti terlibat dengan kepolisian bukan ranahnya SKK Migas, tapi berpengaruh pada target investasi dalam negeri.
Cadangan migas ditemukan di Nunukan oleh Pertamina (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Cadangan migas ditemukan di Nunukan oleh Pertamina (Foto: Istimewa)
Punishment pun akan diberlakukan oleh SKK Migas jika ada pelanggaran tapi hanya jenis pelanggaran yang tertera dalam kontrak. Salah satunya jika ada pelanggaran yang mengharuskan performance bond dicairkan, maka pemerintah akan mengambilnya.
“Ya sesuai ketentuan. Misal KKKS sudah bayar perfomance bond dan dokumennya, kalau dia tidak melaksanakan seperti di dokumen kita lihat, kalau sanksinya perfomance bond dicairkan yang kita ambil. Ini pelanggaran perdata, harus dibaca satu per satau kontraktual seperti apa,” katanya.
Merosotnya investasi migas memang sudah terjadi sejak empat tahun terakhir. Dikutip dari data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), investasi di hulu migas terus merosot sejak 2014.
ADVERTISEMENT
Pada 2013, realisasi investasi hulu migas masih 20,384 miliar dolar AS, lalu turun menjadi 20,380 miliar dolar AS pada 2014. Sementara pada 2015, investasi migas kembali menyusut menjadi 15,34 miliar dolar AS.
Pada 2016, investasi di sektor hulu migas Indonesia anjlok 27% menjadi 11,15 miliar dolar AS. Dengan kata lain, Indonesia kehilangan investasi sebesar 4,19 miliar dolar AS atau Rp 55 triliun (dengan asumsi kurs dolar Rp 13.500) dari hulu migas pada tahun lalu.
Adapun outlook hingga akhir tahun ini, investasi migas ditaksir hanya bisa mencapai USD 11,1 miliar atau hanya 78% dari target APBN. Itu artinya hingga Desember 2018, target investasi di hulu migas tidak terkejar 100% di tengah kenaikan harga minyak dunia sejak akhir tahun lalu.
ADVERTISEMENT