Investasi Pariwisata RI Berpeluang Raup Rp 46,5 Triliun di IMF-WB

8 Oktober 2018 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stan Indonesia Pavilion IMF-WB 2018, Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
zoom-in-whitePerbesar
Stan Indonesia Pavilion IMF-WB 2018, Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
ADVERTISEMENT
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuat stan Indonesia Pavilion dalam gelaran International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) 2018 di Nusa Dua, Bali.
ADVERTISEMENT
Sektor perhotelan dan pariwisata Indonesia menjadi salah satu konten yang dipamerkan di sini. Berdasarkan data Kementerian BUMN, total nilai proyek di kedua sektor ini mencapai USD 3,6 miliar dengan peluang investasi sebesar USD 3,1 miliar atau Rp 46,5 triliun (kurs Rp 15.000).
Proyek investasi yang akan ditawarkan ke investor luar negeri dan swasta itu juga akan disampaikan dalam pertemuan pemerintah, BUMN dan para calon investor di sela-sela pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali.
Pemerintah pun kini sedang mengembangkan potensi 10 destinasi wisata baru atau yang disebut dengan ‘10 Bali Baru’ yakni Danau Toba, Tanjung Kelayang Belitung, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Bromo Tengger Semeru, Kawasan Candi Borobudur, Tanjung Lesung, Labuan Bajo, Taman Nasional Wakatobi, Morotai, dan Kepulauan Seribu DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Salah satu destinasi yang dikembangkan oleh BUMN adalah KEK Pariwisata Mandalika. Pembangunan kawasan ekonomi khusus pariwisata yang diresmikan tahun 2017 ini dilaksanakan oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, perusahaan negara di sektor pengembangan kawasan wisata yang telah berhasil mengembangkan kawasan the Nusa Dua Bali.
"Kawasan Mandalika dibangun dengan tetap mengedepankan kearifan lokal dan menjaga ekosistem alam yang ada. Saat ini pengembangan kawasan masih terus berjalan," kata Staf Khusus III Menteri BUMN, Wianda Pusponegoro, saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10).
Sesuai rencana, tahun ini pembangunan masih berfokus pada infrastruktur seperti pipa air bersih, dan instalasi listrik. Untuk hotel, selain Novotel yang sudah eksis, saat ini tengah dibangun juga Hotel Pullman, Hotel Royal Tulip, dan Paramount Lombok Resort & Residence.
Stan Indonesia Pavilion IMF-WB 2018, Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
zoom-in-whitePerbesar
Stan Indonesia Pavilion IMF-WB 2018, Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
Wianda menjelaskan, seiring dengan upaya pengembangan KEK Pariwisata Mandalika, Kementerian BUMN telah mendorong PT Angkasa Pura I (Persero) untuk mengembangkan luas apron dan runway di Lombok International Airport (LIA) agar bisa didarati pesawat berbadan lebar. Serta pengembangan pelabuhan Lembar oleh PT Pelindo III yang rencananya selesai pada tahun 2019, sehingga nantinya pelabuhan tersebut bisa disandari kapal pesiar.
ADVERTISEMENT
"Dengan semakin cepatnya pembangunan KEK Mandalika disertai infrastruktur pendukung lainnya, kunjungan wisatawan ke Lombok diharapkan bisa meningkat," ujar dia.
"Maka dari itu Menteri BUMN Ibu Rini Soemarno terus mendorong pembangunan kawasan ini agar bisa terlaksana dengan cepat. Begitu juga dengan pembangunan sarana lain seperti listrik dan air bersih," tambahnya.
Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer menambahkan, pada Agustus 2018, pihaknya telah menandatangani Master Land Utilization and Development Agreement (LUDA Induk) dengan Vinci Construction Grands Projets (VCGP), untuk pemanfaatan dan pembangunan lahan seluas 120 hektare di KEK Pariwisata Mandalika.
Penandatanganan tersebut menjadi awal dari realisasi rencana investasi VCGP di the Mandalika, yang akan membangun distrik entertainment & sport terpadu di the Mandalika.
ADVERTISEMENT
VCGP sendiri merupakan anak usaha Vinci SA, perusahan Kontruksi dan Infrastruktur global asal Perancis, yang bergerak di bidang desain, pembiayaan, pembangunan dan operasional proyek-proyek infrastruktur dan fasilitas besar di seluruh dunia, dengan kapitalisasi pasar sebesar 55 Milyar Euro.
Penandatanganan Master LUDA untuk distrik seluas 120 ha berikut street race circuit Mandalika akan membawa investasi (FDI) sebesar USD 1 Milyar atau Rp 14 triliun (1 USD = Rp 14.000,-) dalam kurun waktu kurang lebih 15 tahun ke depan.
"Saat ini, komitmen investasi Vinci merupakan komitmen investasi terbesar di KEK Pariwisata Mandalika dan menunjukkan bukti bahwa iklim investasi di Indonesia menarik bagi investor asing,” timpal Abdulbar.
Stan Indonesia Pavilion IMF-WB 2018, Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
zoom-in-whitePerbesar
Stan Indonesia Pavilion IMF-WB 2018, Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
Berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam LUDA ini, maka pembangunan distrik entertainment & sport terpadu akan dimulai paling lambat akhir 2018, dengan dimulainya pembangunan Shaza Resort dan Hotel Mysk sebagai proyek pertama.
ADVERTISEMENT
Kedua hotel, yang merupakan hotel syariah bintang lima dan empat yang dioperasikan oleh Shaza Hotels, diharapkan dapat mulai beroperasi pada akhir 2020 dengan menyediakan 400 kamar/room keys.
Distrik entertainment & sport terpadu yang dibangun oleh VCGP, akan menjadi salah satu diferensiasi yang dikembangkan ITDC untuk kawasan pariwisata the Mandalika. Selain street race circuit Mandalika, distrik entertainment & sport ini akan mencakup 10 hotel dengan kapasitas sekitar 2500-an kamar/room keys, COEX (Convention – Exhibition) Building, Rumah Sakit dan Water Park berstandar internasional.
Street race circuit Mandalika yang dibangun dengan standar FIM and FIA, ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2020 dan dicanangkan dapat menjadi tuan rumah kejuaraan balap dunia.
Dari sisi infrastruktur dan fasilitas dasar, ITDC telah menyelesaikan pembangunan dan penataan jalan dalam kawasan sepanjang 11 km, Masjid Nurul Bilad yang berkapasitas 4000 orang, serta atraksi baru Kuta Beach Park, the Mandalika.
ADVERTISEMENT
Ke depan, kawasan the Mandalika juga akan dilengkapi kawasan UMKM dengan nama Bazaar Mandalika yang memiliki 330 Lot, yang direncanakan selesai dibangun pada September 2018. Selain itu ITDC juga memiliki komitmen untuk membangun the Mandalika sebagai kawasan pariwisata moslem friendly.
“Kami optimistis pembangunan proyek the Mandalika akan membawa multiplier effect yang sangat besar dalam mendorong perekonomian sekaligus membantu pencapaian target kunjungan wisatawan yang ditetapkan pemerintah. Hal ini sekaligus menunjukkan komitmen kami mendorong percepatan pembangunan KEK Pariwisata Mandalika guna mewujudkan kawasan destinasi pariwisata Bali baru berkelas dunia dengan kualitas atraksi, amenities, dan infrastruktur terbaik,” tutup Abdulbar