Investasi Sukuk Dinilai Lebih Menarik dari Deposito dan Saham

9 Januari 2018 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lembaran Dolar Amerika. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lembaran Dolar Amerika. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah tengah mengadakan lelang perdana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara di tahun 2018 pada hari ini, Selasa (9/1) pukul 10.00-12.00 WIB. Target indikatif yang ditetapkan pada lelang kali ini sebesar Rp 8 triliun.
ADVERTISEMENT
Melansir laman resmi Direktorat Jenderal Pembiayaan Pengelolaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat enam seri sukuk yang dilelang. Dua di antaranya merupakan seri yang baru ditawarkan yaitu SPN-S 10072018 dan PBS017.
Adapun SPN-S 10072018 memiliki waktu jatuh tempo pada 10 Juli 2018 dengan tingkat imbalan diskonto. Sedangkan PBS017 memiliki waktu jatuh tempo pada 15 Oktober 2025 dengan tingkat imbalan berupa fixed rate. Sementara itu, empat seri tersisa merupakan seri lama, yakni PBS016, PBS002, PBS012, dan PBS004.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, instrumen investasi ini masih menarik bagi investor, baik dalam maupun luar negeri. Para investor melihat tak ada yang mengkhawatirkan pada perekonomian Indonesia.
"Saya pikir enggak ada problem, enggak ada kekhawatiran, berarti dari sisi fiskal ada perbaikan. Apalagi defisit di bawah target dalam APBN-P 2017 kemarin," ujar David kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (9/1).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, untuk membeli surat berharga negara, termasuk syariah, investor hanya melihat kondisi fiskal. Apalagi Indonesia telah mendapatkan kenaikan peringkat utang dari ketiga lembaga pemeringkat dunia, ini dianggap tempat yang aman bagi investor.
"Saya pikir enggak ada perubahan attitude atau persepsi risiko dari investor, domestik maupun asing," katanya.
Bahkan menurut David, instrumen surat utang masih menarik bagi investor dibandingkan dengan deposito, saham, atau instrumen investasi lainnya. Menurutnya, sebagian besar investor menganggap berinvestasi di surat utang pemerintah memiliki risiko yang lebih kecil.
"SBN ini dianggap paling aman, sama seperti surat berharga BI, paling aman. Kalau dibandingkan deposito, saham, ini risiko sangat rendah dan imval hasil kalau dibanding deposito ya lebih baik ini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, sukuk yang dilelang hari ini yaitu SPN-S 10072018 yang memiliki waktu jatuh tempo pada 10 Juli 2018 dengan tingkat imbalan diskonto. Sedangkan PBS017 memiliki waktu jatuh tempo pada 15 Oktober 2025 dengan tingkat imbalan berupa fixed rate.
Sementara itu, empat seri tersisa merupakan seri lama, yakni PBS016, PBS002, PBS012, dan PBS004.
Seri PBS016 memiliki waktu jatuh tempo pada 15 Maret 2020 dengan tingkat imbalan senilai 6,25%. Seri PBS002 memiliki waktu jatuh tempo pada 15 Januari 2022 dengan tingkat imbalan senilai 5,45%.
Seri PBS012 memiliki waktu jatuh tempo pada 15 November 2031 dengan tingkat imbalan senilai 8,875%. Selanjutnya, seri PBS004 memiliki waktu jatuh tempo pada 15 Februari 2037 dengan tingkat imbalan senilai 6,10%.
ADVERTISEMENT
Tercatat sebagai agen penjual atau dealer utama yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, Bank Permata, Bank Panin, Bank HSBC Indonesia, Bank OCBC NISP, Standard Chartered Bank, Bank CIMB Niaga, Bank Maybank Indonesia, Citibank, BNI Syariah, BCA, Deutsche Bank, Bank BNP Paribas Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan BRI Syariah. Sementara pada perusahaan efek yaitu Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Trimegah Sekuritas Indonesia, dan Bahana Securities.