Investor Makin Pede, Dana Asing Masuk RI Capai Rp 14,75 Triliun

18 Januari 2019 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aliran modal asing yang masuk ke domestik (inflow) sejak awal tahun hingga saat ini terus meningkat. Hal ini dinilai karena semakin membaiknya perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, inflow sejak 1-17 Januari 2019 sebesar Rp 14,75 triliun. Dari dana tersebut, paling banyak masuk ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 11,48 triliun dan ke pasar saham sebesar Rp 3,21 triliun.
"Aliran modal asing terus berlanjut, di Desember 2018 USD 1,9 miliar. Kemudian di Januari ini, pemantauan angka kami sampai dengan 17 Januari kemarin secara keseluruhan inflow itu year to date 2019 total Rp 14,75 triliun, kurang lebih USD 1 miliar sedikit ya," ujar Perry di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (18/1).
Uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Derasnya aliran modal asing yang masuk tersebut membuktikan kepercayaan investor asing kepada perekonomian domestik semakin kuat. "Prospek ekonomi yang akan lebih baik, stabilitas terjaga dan terus terjaga," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, selisih imbal hasil atau spread yield antara obligasi pemerintah AS (US Treasury) dengan Surat Utang Negara (SUN) global sudah semakin menurun menjadi 124,1 basis poin (bps), dari sebelumnya di Desember 2018 sebesar 126,3 bps.
Adapun spread yield yang semakin menurun ini menandakan tekanan di pasar keuangan domestik juga semakin kecil. Ongkos pemerintah untuk membiayai bunga utang juga nantinya akan lebih rendah, sehingga premi risiko gagal bayar atau Credit Default Swap (CDS) juga semakin menurun.
"Obligasi pemerintah dengan US Treasury 124,1 bps spread-nya, padahal seminggu sebelumnya 126,3 bps. Jadi ada juga confident, ada perbaikan premi risiko disebut CDS," tambahnya.