Jadi Calon DGS BI, Ini Tantangan yang Harus Dihadapi Destry Damayanti

Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti. Foto: lps.go.id

Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) membeberkan sejumlah tantangan yang harus dilalui calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) Destry Damayanti. Antara lain likuiditas perbankan yang ketat dan suku bunga yang masih tinggi.

Ketua Umum Himbara Maryono mengatakan, BI dan perbankan juga perlu menjalin hubungan yang baik agar mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kondisi keuangan yang stabil.

"Likuiditas perbankan yang masih ketat, suku bunga masih tinggi, ini antara lain itu. Ini yang perlu agar kita perbankan bisa lincah lagi, supaya bisa mengisi pembangunan ini, meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh," ujar Maryono di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (9/7).

Menurut dia, visi misi yang diemban Destry saat melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) sangat sesuai dengan perkembangan zaman. Maryono bilang, arah kebijakan bank sentral yang terus berinovasi juga sangat diperlukan saat ini.

"Arahnya Destry banyak melakukan inovasi-inovasi baru dan arah dia bertumpu pada market karena dia punya pengalaman di industri," jelasnya.

Maryono menambahkan, Destry dinilai cocok untuk menjabat sebagai DGS BI. Dia menilai, Destry punya kapasitas karena selama ini sudah malang melintang di dunia perbankan.

Dalam rapat tertutup dengan Komisi XI DPR hari ini, Maryono menyebut, kelayakan Destry untuk menggantikan Mirza Adityswara. Apalagi Destry merupakan satu-satunya calon yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo kepada DPR.

"Tadi sudah saya katakan karena dia calonnya cuma satu, saya kira dia juga kita nilai dari sisi industri perbankan, dia punya kapasitas dan kapabilitas yang layak untuk bisa dilakukan suatu penilaian oleh DPR," katanya.

Dirinya menambahkan, Destry Damayanti yang saat ini menjabat Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sudah dikenal oleh pelaku usaha. Destry juga memiliki komunikasi yang baik sehingga diharapkan menjadi jembatan antara pelaku usaha dengan regulator.

"Jadi untuk ke pelaku industri lebih mudah pendekatannya," tambahnya.