Jaga Produksi Blok Mahakam, Pertamina Siapkan Rp 23 T di 2018

1 Januari 2018 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja beraktivitas di Lapangan Senipah (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja beraktivitas di Lapangan Senipah (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah 50 tahun dikelola oleh Total E&P Indonesie, mulai hari ini Blok Mahakam resmi dikelola PT Pertamina Hulu Mahakam, anak usaha PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah memerintahkan kepada Pertamina untuk menjaga agar jangan sampai produksi minyak dan gas di Blok Mahakam jangan sampai anjlok.
Untuk menjaga tingkat produksi Blok Mahakam, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menyampaikan, selama masa peralihan Pertamina telah melakukan berbagai upaya dan koordinasi dengan semua pihak terkait.
Pertamina melihat amanat Pengelolaan WK Mahakam sebagai tugas negara yang akan dijalankan dengan sebaik-baiknya sesuai tugas pokok dan fungsi Pertamina sebagai BUMN.
Pengelolaan dilaksanakan dengan tetap menjaga produksi WK Mahakam yang telah melewati masa puncak produksi reservoir-nya pada periode 2003-2009, mengontrol biaya operasi dan tetap mengedepankan QHSSE (Quality, Health, Safety, Security and Environment) dalam operasionalnya.
"Sebagai komitmen menjaga kesinambungan operasi dan produksi, sampai hari ini kami telah menuntaskan pemboran 14 sumur dan akan menyelesaikan sumur ke-15 dalam beberapa hari ke depan, yang ditargetkan dari Juni hingga Desember 2017, transfer pekerja TEPI menjadi pekerja PHM telah mencapai 98,23%, melakukan penyesuaian kontrak kerja untuk 530 kontrak eksisting dengan pihak ketiga dengan nilai USD 1,27 miliar untuk menjaga kesinambungan kegiatan produksi di Blok Mahakam," kata Syamsu Alam dalam keterangan tertulis, Senin (1/1).
ADVERTISEMENT
Hal yang menggembirakan, upaya pengeboran yang dilakukan Pertamina berhasil dilakukan dengan menekan biaya pengeboran sumur hingga lebih efisien 23% terhadap anggaran, mencatat waktu pengeboran lebih cepat hingga 25%, mendapatkan potensi penambangan cadangan hingga 120% serta memperoleh penambahan ketebalan reservoir sebesar 115%.
"Semua pencapaian itu merupakan bukti kerja keras dan kolaborasi yang baik antara pekerja yang terus bekerja dengan semangat," ujar Alam.
Komitmen penuh Pertamina untuk kesinambungan produksi di wilayah kerja juga dibuktikan dengan anggaran yang dikucurkan pada 2018 yang lebih dari USD 1,7 miliar atau Rp 22,9 triliun (kurs Rp 13.500) untuk kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi.
Untuk diketahui, Blok Mahakam adalah pertaruhan besar untuk Pertamina. BUMN perminyakan itu harus bisa membuktikan kemampuannya. Blok penghasil gas terbesar di Indonesia ini berada di lepas pantai (offshore) dan tingkat kesulitannya tinggi. Jika berhasil menahan laju penurunan produksi (decline), tentu kapabilitas Pertamina tak perlu diragukan lagi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data SKK Migas, per November 2017, Blok Mahakam berproduksi minyak dan kondensat sebesar 52 ribu barel minyak per hari dan 1.360 juta kaki kubik gas bumi per hari. Potensi di Blok Mahakam masih cukup menjanjikan. Cadangan terbukti per 1 Januari 2016 sebesar 4,9 TCF gas, 57 juta barel minyak dan 45 juta barel kondensat
Pengelolaan Blok Mahakam oleh Pertamina menjadikan perusahaan migas milik negara itu sebagai penyumbang lebih dari 30% produksi migas nasional pada 2018.
Persetujuan Program Kerja dan Anggaran (WP&B) 2018 oleh SKK Migas menargetkan produksi PHM 42,01 ribu barel minyak per hari dan 916 mmscf gas per hari. Angka tersebut direncakan dicapai dengan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 69 sumur, 132 workover sumur, 5623 perbaikan sumur serta POFD 5 lapangan migas di WK Mahakam.
ADVERTISEMENT