Jagung Langka, Peternak Kompak Jual Ayam Petelur ke Pasar

11 Februari 2019 8:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternakan ayam petelur Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan ayam petelur Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
Peternak ayam petelur atau peternak layer ramai melakukan aksi jual ayamnya ke pasar. Hal ini dilihat dari jatuhnya harga daging ayam afkir (daging ayam petelur), yakni di kisaran Rp 27 ribu sampai Rp 28 ribu per ekor (satu ekor seberat 2 kilogram).
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Leopold Halim, mengatakan harga normal daging ayam afkir biasanya dibanderol sekitar Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per ekor.
Menurut dia, langkanya jagung yang berimbas pada mahalnya biaya produksi membuat para peternak layer di wilayah Tangerang, ramai menjual ayamnya.
"Banyak peternak ayam layer yang menjual ayamnya, itu betul. Dilihat dari jatuhnya harga ayam afkir di pasar. Kita semua rata-rata lagi afkirkan ayam," katanya kepada kumparan, Senin (11/2).
Menurut pria yang akrab disapa Athung ini, harga telur di pasaran bisa terkerek naik akibat peternak layer memilih menjual ayamnya sebagai daging. Pihaknya tak mampu menahan karena biaya produksi yang tinggi dan harga telur di peternak masih rendah.
Pekerja mengambil telur di kandang ayam petelur. Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
"Kalau harga ayam Rp 25 ribu sampai Rp 27 ribu itu kan di eceran, di pasar. Kalau di peternak harga telur ayam dibeli dengan harga Rp 20 ribu sampai Rp 20.500 per kilogram, produksi nya saja kami sudah mencapai Rp 18 ribu sampai Rp 19 ribu per kilogram," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Athung beralasan, masih rendahnya harga beli di tingkat peternak diakibatkan kualitas telur yang semakin menurun. Kembali lagi, langkanya jagung membuat mereka harus mengurangi jumlah pakan yang diberikan pada ayam petelur.
Sementara itu, Ketua Harian Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sigit Prabowo meminta pemerintah segera mencari solusi mengatasi permasalahan ini. Sebab, kemungkinan stok telur menipis dan harga telur akan semakin melambung.
"Semuanya bersumber dari jagungnya yang mahal. Kalau mereka rugi terus, yah pasti ayamnya dijual (diafkirkan), karena buat apa jualan tapi rugi?" tutupnya.