Jajan di Kantin Kampus Sampai Bayar Listrik di China Cukup Pakai Kartu

23 April 2018 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mesin Top Up KTM di Xiamen University (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mesin Top Up KTM di Xiamen University (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pembayaran dan transaksi nontunai berkembang pesat di Tiongkok. Salah satu contoh nyata bisa ditemui di kampus-kampus yang ada di China. Kantin kampus di Tiongkok sudah tak menerima pembayaran memakai uang tunai.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa ditemui di Xiamen University, Provinsi Fujian China. Tak hanya di Xiamen University, pembayaran nontunai di area kampus juga dialami kumparan (kumparan.com) saat berada di Fudan University, Shanghai.
Selama hampir 2 tahun bersekolah di Xiamen University, proses pembelian makanan pagi hingga malam di kantin sekolah praktis dilayani secara nontunai. kumparan mencoba mengunjungi kantin kampus. Saat proses pembayaran, kumparan mengamati semua mahasiswa membayar menggunakan kartu.
Kartu mahasiswa Xiamen University. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kartu mahasiswa Xiamen University. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
Melihat proses transaksi tersebut, kumparan mencoba menempelkan kartu mahasiswa ke mesin pembayaran setelah memesan makanan. Alih-alih sukses, pembayaran gagal meski saya mencoba berkali-kali menempelkan kartu. Dengan wajah bingung, seorang pelajar senior menghampiri saya dan mengeluarkan kartu mahasiswanya untuk kemudian membayar tagihan makanan saya.
ADVERTISEMENT
“Kartu kamu harus dikoneksikan dengan rekening bank, baru kemudian bisa digunakan,” ucap mahasiswa pasca sarjana asal Bangladesh kepada kontributor kumparan di China, Feby Dwi Sutianto, beberapa waktu lalu.
Mengikuti saran senior, kartu mahasiswa diaktifkan di salah satu bank lokal di dalam kampus. Selanjutnya, kartu mahasiswa bisa dipakai untuk proses pembayaran di area kampus. Tak hanya di kantin, pembayaran tagihan printing, belanja di toko dan menggunakan fasilitas olahraga di area kampus (seperti kolam renang) juga memakai layanan nontunai berbasis kartu mahasiswa.
Kantin di Xiamen University. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantin di Xiamen University. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
Turis lokal beberapa kali menghampiri saya saat berkunjung ke kampus Xiamen University karena kampus saya di Siming Campus juga merupakan salah satu ikon wisata di Kota Xiamen. Mereka tak bisa membeli dan membayar tagihan makanan karena pembayaran harus menggunakan nontunai berbasis kartu pelajar. Alhasil, mereka meminjam kartu saya atau mahasiswa lainnya, kemudian mengganti sejumlah uang yang telah dipakai untuk membeli makan.
ADVERTISEMENT
Untuk pengisian ulang saldo di dalam kartu, pihak kampus menyediakan mesin khusus. Mesin isi ulang ini juga bisa dipakai untuk membayar tagihan listrik di asrama. Pilihan lain, isi ulang saldo bisa memakai layanan nontunai berbasis aplikasi smartphone yang ada di Alipay.
Pengalaman serunya membayar nontunai di kantin kampus juga diceritakan oleh mahasiswi Indonesia di Xiamen. Lusita, mahasiswi program Doktoral (S3) di Xiamen University, mengaku sangat dimanjakan dengan layanan nontunai di kantin kampus di China.
Suasana kantin kampus di Xiamen University (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kantin kampus di Xiamen University (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
“Kantin di sini (China) enggak terima pembayaran nontunai, jadi sangat nyaman dan praktis,” ujar Lusita kepada kumparan.
Wanita yang meraih gelar sarjana dari salah satu universitas negeri di Bogor, Jawa Barat ini mengaku, kampusnya yang lama saat belajar di Indonesia masih menggunakan layanan tunai.
ADVERTISEMENT
“Kalau di kampus aku, di Indonesia, semua masih bayar pakai tunai. Kenapa yang kantin kampus di Indonesia enggak menerapkan pembayaran nontunai?” tuturnya.
Mesin pembayaran di Xiamen University (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mesin pembayaran di Xiamen University (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
Karena terbiasa membayar memakai layanan nontunai di Tiongkok, Lusita mengaku agak kaget ketika balik dan berlibur ke tanah air. Alasannya, Ia harus menyediakan uang tunai saat berpergian atau sekadar belanja di warung karena mayoritas transaksi harus menggunakan uang tunai.
“Kalau di sini (China), kita cukup bawa handphone dan handphone nyala saja karena semua transaksi pakai aplikasi nontunai di ponsel. Seperti belanja di PKL (di China), bayarnya pakai aplikasi nontunai. Padahal kalau transaksi tunai kan kurang aman karena harus bawa uang tunai ke mana-mana,” tuturnya.