Jakarta Bakal Tetap Jadi Pusat Perekonomian Meski Ibu Kota Pindah

14 Desember 2017 20:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keramaian malam tahun baru di Monas (Foto: Nikolaus Harbowo)
zoom-in-whitePerbesar
Keramaian malam tahun baru di Monas (Foto: Nikolaus Harbowo)
ADVERTISEMENT
Wacana pemindahan Ibu Kota terus bergulir. Belum ditentukan kota mana yang ditunjuk sebagai ibu kota baru Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kajian pemindahan ibu kota sudah dipastikan rampung Desember tahun ini.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (14/13).
"Kajian pemindahan ibu kota dibawa ke Presiden, pokoknya akhir tahun ini kita selesaikan segera, disampaikan ke presiden dan tentunya nanti pak presiden akan berdiskusi dengan kami," kata Bambang.
Bambang mengerucutkan 3 lokasi yang dibidik sebagai bakal calon ibu kota. Dia memastikan calon ibu kota baru berada di luar Pulau Jawa.
"3 lokasi di luar Jawa, pokoknya saya tetep pada posisi mau berapa lokasi tapi yg penting di luar Jawa," jelas Bambang.
Untuk diketahui, sebelumnya telah ada wacana pemindahan ibu kota ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Hal ini persis dengan wacana yang dikemukakan Presiden RI pertama Soekarno. Palangka Raya memiliki letak geografis jauh lebih luas dibanding Jakarta dan relatif aman dari gempa bumi.
ADVERTISEMENT
Pemindahan ibu kota ini diharapkan manpu menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa.
"Ini kita ingin mulai menciptakan salah satu alternatif sumber pertumbuahan baru terutama di luar Jawa tadi dan salah satu yg bisa mendorong sumber pertumbuahan seperti pengalaman beberapa negara adalah pusat pemerintahan tapi tentunya kota yang didesain nantinya tidak hanya pusat," papar Bambang.
Bambang menyatakan, estimasi dana dalam kajian pemindahan ibu kota akan mencapai triliunan rupiah. Hal ini tidak terlepas dari kerja sama sengan pihak swasta.
"Nanti kita menyampaikan perkiraan dananya dan bagaimana skema yang bisa meringankan beban pemerintah dengan kerja sama swasta. swasta kita libatkan," ungkap Bambang.
Ia menuturkan, wacana pemindahan ibu kota tidak akan mengganggu Jakarta sebagai pusat ekonomi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Jakarta tetap berfungsi sebagai pusat bisnis, dia akan tetap menjadi besar penduduknya, makin besar GDP-nya makin besar per kapitanya, juga makin besar dengan infrastruktur yang dibutuhkan," tegas Bambang.
Jika nantinya pemindahan ibu kota tidak mengganggu Jakarta sebagai pusat ekonomi, maka pola sejarah berulang. Surabaya di akhir tahun 1900 pernah menjadi pusat ekonomi terbesar di Hindia Belanda mengalahkan Batavia (Jakarta) sebagai ibu kota. Ekonomi Surabaya saat itu setara dengan pusat-pusat industri di Asia seperti Kalkuta, Bombay, dan Osaka.