Janji-janji Menhub untuk Para Pilot Pengangguran

1 Februari 2018 18:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kebutuhan pilot di kawasan Asia Pasifik diprediksi meningkat pesat. Menurut data Boeing, sejak 2017 hingga 20 tahun setelahnya, kawasan ini akan memimpin pertumbuhan permintaan pilot di seluruh dunia. Kebutuhan diperkirakan mencapai 253 ribu pilot baru atau 40 persen dari kebutuhan pilot dunia.
ADVERTISEMENT
Namun angin segar itu sepertinya belum sampai ke Indonesia. Berkebalikan dengan data Boeing, Indonesia justru dilanda masalah banyaknya pilot yang menganggur. Per September 2017, Menhub mengatakan total pilot menganggur mencapai 1.200 orang.
Setengah tahun berlalu, keadaan tersebut dikabarkan sudah membaik. Di acara wisuda penerbang Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) (27/1), Muzaffar Ismail dari Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) mengatakan bahwa jumlah pilot menganggur di seluruh Indonesia sudah berkurang setengahnya.
"Kami juga sedang mencoba memetakan lulusan pilot ini. Akan kita data lagi secara nasional, saat ini jumlahnya 563. Sekitar itu jumlahnya," katanya.
Tidak adanya komunikasi antara sekolah, pemerintah, dan maskapai menjadi salah satu faktor utama kelebihan suplai pilot pemula. Faktor selanjutnya adalah stagnansi industri penerbangan, kurangnya kompetensi, dan masalah-masalah turunan lainnya.
ADVERTISEMENT
Melihat masalah ini Kementerian Perhubungan sedang berusaha mencari jalan keluar untuk ratusan pilot baru yang masih menganggur.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Solusi pertama dan sudah dilakukan oleh Kemenhub adalah mengoreksi sistem pendidikan di sekolah-sekolah pilot. Menurut Budi banyak sekolah-sekolah pilot yang tidak sesuai standar kompetensinya.
Kemenhub mengaku telah melakukan inspeksi ke semua sekolah pilot. Yang dilakukan adalah memeriksa silabus dan fasilitas yang ada, termasuk cara perawatan fasilitas. Jika tidak memenuhi standar, Menhub berjanji tidak sungkan memberi peringatan bahkan menutup sekolah tersebut.
“Banyak sekolah-sekolah dibuat, bahkan ada sekolah yang ngaco. Sekarang ini ada dua sekolah yang saya tutup, satu sekolah status peringatan,” jelas Budi saat berkunjung ke kumparan, Rabu (17/1).
ADVERTISEMENT
Selain ditutup, sekolah yang kurang memenuhi standar persyaratan akan dimerger dengan sekolah yang lebih baik sehingga bisa saling melengkapi.
“Jika kita nanti punya jumlah sekolah yang memadai, yang enggak banyak-banyak amat, tapi berkualitas. Jadi kan demand dan supply-nya berimbang, sekarang kan supply-nya berlebihan, demand-nya stagnan,” terang Budi.
Penataan sekolah-sekolah ini, menurut Budi, adalah upaya mencegah terjadinya hal serupa di masa depan. Harapannya, sekolah penerbang hanya menghasilkan pilot-pilot unggulan yang sudah siap untuk terbang.
Ilustrasi Kokpit Pesawat (Foto: Pixabay)
Untuk ratusan pilot yang saat ini belum terserap oleh maskapai, Budi berencana untuk mendidik ulang dan memberikan kompetensi tambahan.
Menurut Budi sekolah harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap lulusannya. Hal itu dilihat dari bagaimana mereka mendidik siswa hingga meluluskannya dengan kompetensi yang mumpuni.
ADVERTISEMENT
“Jadi motifnya (sekolah) bukan mendidik tapi cuma mencari uang. Boleh cari uang tapi konsep mendidik, idealisme, pertanggungjawaban terhadap alumni harus ditekankan,” lanjutnya.
Terlebih lagi di masa sekarang, ketika suplai tengah berlebih yang membuat maskapai menaikkan standar persyaratan untuk pilot pemula.
Janjinya, pelatihan dan kompetensi tambahan untuk pilot lulusan baru ini akan mulai dilakukan oleh STPI di Februari 2018.
Untuk 50 pilot lulusan STPI yang baru saja diwisuda akhir Januari kemarin, akan diberikan pelatihan Airline Transport Pilot License (ATPL) Ground. Pelatihan ini akan diberikan selama satu bulan. Sedangkan untuk lulusan sebelumnya akan diberikan pelatihan multi engine rating (pesawat bermesin ganda) selama 15 jam terbang.
ADVERTISEMENT
Selain pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, Kementerian Perhubungan juga berjanji mengadakan workshop untuk menyegarkan pengetahuan dasar pilot pemula. Pengetahuan dasar itu antara lain tentang meteorologi, navigasi, operation, dan aircraft performance.
Kualifikasi Khusus Pilot (Foto: Chandra Dyah Ayuningtyas/kumparan)
Setelah diberi pelatihan tambahan, pilot-pilot ini akan disalurkan Kementerian Perhubungan untuk melakukan kerja praktik di berbagai maskapai.
“Saya mewajibkan, katakanlah 50 persen atau 60 persen dititipkan di airline-airline. Tapi mereka kaya magang gitu. Garuda 20, Lion 20, Sriwijaya 15, dan sebagainya. Mereka jadi pilot yang bekerja tidak fulltime,” tutur Budi.
Jika pihak maskapai menyetujui, ini bisa jadi solusi yang bagus bagi pilot pemula untuk tetap menjaga kemampuan terbang mereka sembari menunggu nasib baik. Sementara bagi maskapai, solusi ini bisa dijadikan tahap seleksi untuk merekrut pilot pemula.
ADVERTISEMENT
“Saya sudah ngomong dengan beberapa, mereka sedang mencari jalan apakah format itu bisa dilakukan,” kata Budi.
Sementara ketika dikonfirmasi, pihak maskapai seperti Citilink mengatakan belum mengetahui soal rencana ini. Namun begitu, pihaknya akan menyambut baik apabila rencana tersebut dijalankan.
“Pasti Kemenhub punya pertimbangan sendiri saat membuat keputusan. Pihak kita, selama itu membuat dunia penerbangan lebih bagus, kita sambut baik. Namun pastinya harus didiskusikan dulu seperti apa programnya,” kata VP Corporate Communications Citilink Benny Siga Butarbutar kepada kumparan, Kamis (1/2).
Jika ketersediaan pilot di dalam negeri masih berlimpah, Kementerian Perhubungan akan membantu pilot untuk berkarier di luar negeri.
“Kami juga menawarkan lulusan dari Indonesia ini ke negara-negara lain. Kami tawarkan ke China dan negara lain yang sekiranya membutuhkan,” kata Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso.
ADVERTISEMENT
Semoga solusi dan hasil konkret segera didapat.
Biaya sekolah penerbangan di Indonesia (Foto: Chandra Dyah Ayuningtyas/kumparan)
------------------------
Jangan lewatkan isu mendalam lain dengan mengikuti topik Ekspose di kumparan.