Jasa Marga Akan Pasang Alat Pendeteksi Truk Bermuatan Lebih di Tol

9 Agustus 2018 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) bersiap memasang alat Weight In Motion (WIM) di Tol Semarang ABC untuk mendeteksi truk bermuatan lebih. Pun saat terbukti membawa muatan berlebih, barang di truk akan diturunkan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryani menyampaikan, pihaknya kini tengah menyiapkan lahan untuk menaruh barang pada truk muatan berlebih. Jika proses itu selesai, pemasangan alat WIM di Tol Semarang ABC langsung dilakukan.
“Kami coba di Semarang, kami pasang WIM. Dia mendeteksi mana yang overweight, kemudian kami alihkan, kami turunkan bebannya,” ujar Desi saat ditemui di kantornya, Jakarta Timur, Kamis (9/8).
Jasa Marga Traffic Information Center. (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jasa Marga Traffic Information Center. (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
Adapun langkah yang diambil tersebut merupakan bentuk tindakan tegas terhadap truk bermuatan lebih. Saat ini, Jasa Marga juga mengintensifkan razia terhadap truk di tol, dari semula 3 bulan sekali menjadi sebulan sekali.
“Biasanya kami lakukan 3 bulan sekali itu kurang. Jadi kami lakukan sidak, penegakkan hukum atas truk bermuatan lebih,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, tindakan tegas dilakukan Jasa Marga karena truk bermuatan lebih memilki 3 dampak negatif, yakni mulai dari kerusakan aspal pada tol, kecepatan dalam tol menjadi lambat, serta berpotensi tinggi mengalami kecelakaan.
Setelah Tol Semarang ABC, rencananya alat pendeteksi itu akan dipasang juga di tol yang berada di Jabodetabek, Tol Jakarta-Tangerang, serta tol di Jawa Tengah. Menengok ketiga ruas tol itu merupakan jalur logistik yang dilalui truk.
“Sekarang kami sedang siapkan infrastrukturnya, kami butuh area untuk mengumpulkan beban yang diturunkan,” pungkas Desi.