Jelang Pertemuan IMF-WB, Luhut Minta Susi Bersihkan Pelabuhan Benoa

8 Agustus 2018 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia (kiri) melakukan peninjauan di dermaga timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Rabu (8/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia (kiri) melakukan peninjauan di dermaga timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Rabu (8/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jelang perhelatan IMF dan World Bank Annual Meeting 2018 pada bulan Oktober 2018 mendatang, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meminta agar Pelabuhan Benoa dirapikan, khususnya di dermaga barat tempat 173 kapal penangkap ikan bekas asing dan puluhan bangkai kapal yang terbakar beberapa waktu yang lalu.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikarenakan pemandangan yang tak elok itu dapat dilihat langsung jika melintas dari Tol Bali Mandara.
"Kita juga mau membersihkan kapal terbakar kalau tetap di situ, nanti enggak bisa dibikin apa. Saya harap dibersihkan sebelum pertemuan IMF. Masih ada 2 bulan. Saya akan beri tahu Bu Susi untuk dirapikan," kata Luhut saat melakukan peninjauan di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Rabu (8/8).
Untuk kapal tangkapan bekas eks asing sendiri menurutnya akan dilelang atau dipotong daripada dibiarkan mangkrak sehingga memadati area kolam tersebut sejak 3 tahun yang lalu.
"Kapal bisa dilelang atau dipotong biar enggak jorok seperti itu (terlihatnya). Pasti akan penataan ulang, sudah 3 tahun seperti itu," tegasnya.
Dermaga timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Rabu (8/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dermaga timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Rabu (8/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
Selain itu, dia juga menyampaikan terkait progres pengembangan Pelabuhan Benoa. Yakni proses pendalaman kolam dermaga timur, turning basin, dan alur agar kapal-kapal besar ke depannya bisa bersandar di Pelabuhan Benoa.
ADVERTISEMENT
Sehingga orang tidak perlu lagi ke luar negeri untuk berwisata dengan cruise, di mana ke depan Pelabuhan Benoa Bali bisa mengakomodir hal tersebut.
"Pendalaman alur dan kolam ini yang penting, sampai 12 meter termasuk untuk tempat mutarnya, diharapkan selesai akhir bulan ini, jadi September. Jadi kapal besar tidak di luar saja tapi bisa bersandar sampai ke sini," ujar Luhut.
CEO Pelindo III Regional Bali-Nusara Wayan Eka Saputra menambahkan, pendalaman alur dan kolam di dermaga timur yang kini sedang dikerjakan dari 9 Mean Low Water Springs (MLWS) menjadi 12 MLWS. Dengan tujuan kapal-kapal besar berukuran 260 GT ke atas bisa bersandar di Pelabuhan Benoa. Progresnya sendiri pengerukan alur dan kolam mencapai 80 persen.
Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia (tengah) melakukan peninjauan di dermaga timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Rabu (8/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia (tengah) melakukan peninjauan di dermaga timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Rabu (8/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
"Kalau kemarin dengan draft 9 yang bisa masuk ukuran 260 GT. Dengan pendalaman -12, cruise dengan ukuran 260-335 GT bisa masuk. Progresnya 80 persen," katanya.
ADVERTISEMENT
Terkait penambahan fasilitas untuk mempercantik pelabuhan sendiri menurutnya akan dikerjakan yakni pembuatan wind track dan gazebo-gazebo untuk pengunjung yang tidak ikut tur akan tetap bisa bersantai di sana.
Namun hingga saat ini, terkait pertemuan IMF, belum ada delegasi yang akan menggunakan atau membawa cruise di Pelabuhan Benoa pada Oktober mendatang.
"Sampai saat ini belum, tapi siapa tahu ada delegasi IMF yang datang, paling tidak fasilitas kami sudah siap. Kalau yang biasa, sampai akhir tahun akan ada 30 kapal lagi yang datang," pungkas Eka.