Jelang Rilis Pertumbuhan Ekonomi, Rupiah Dibuka Melemah ke Rp 13.935

6 Februari 2019 9:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang Dolar Amerika Serikat dan rupiah. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang Dolar Amerika Serikat dan rupiah. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (6/2) dibuka melemah. Menurut data perdagangan reuters, rupiah pagi ini dibuka di Rp 13.930, kemudian bergerak melemah di Rp 13.935. Pelemahan ini terjadi jelang rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski demikian, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara memproyeksi bila kurs rupiah masih berada di bawah Rp 14.000. “Rupiah diproyeksi bergerak di range 13.850-13.950 menanggapi rilis data PDB 2018,” ungkap Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira kepada kumparan, Rabu (6/2).
ADVERTISEMENT
Menurut Bhima, koreksi rupiah ini masih mungkin terjadi meskipun investor telah mengantisipasi pertumbuhan tahun 2018 berkisar 5,1-5,15 persen atau di bawah target APBN yang sebesar 5,4 persen.
Dollar di Money Changer di Jakarta Pusat, Jumat (31/8/18). Foto: Abdul Latif/kumparan
Selain persoalan pertumbuhan agregat, investor juga mencermati data sektoral khususnya ekspor dan investasi. Menurutnya beberapa sektor yang performanya kurang baik akan mempengaruhi sentimen terhadap emiten saham yang berkaitan. Meski demikian, Bhima optimistis hari ini rupiah akan tetap di bawah Rp 14.000 per dolar AS. “Iya karena efek ditahannya Fed Rate kemarin dan perkembangan negosiasi perang dagang AS China masih lebih besar pengaruhnya ke market,” ujarnya. Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, perekonomian selama kuartal IV 2018 diproyeksi sebesar 5,2 persen dan sepanjang 2018 sebesar 5,1-5,2 persen. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen maupun kuartal IV 2017 sebesar 5,19 persen. “Kalau 2018 antara 5,1-5,2 persen, karena di kuartal III 2018 saja sudah 5,17 persen. Dengan perkiraan pertumbuhan di kuartal IV 2018 sebesar 5,2 persen," ujar Iskandar.
ADVERTISEMENT