Jepang Tawarkan Utang untuk Bangun Kereta Semi Cepat, Bunganya 2%

8 Mei 2018 17:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kereta cepat. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kereta cepat. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Jepang tampaknya serius untuk membangun kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Wakil Presiden Jusuf Kalla bahkan menyebut Jepang telah menawarkan pinjaman kepada Indonesia dengan bunga rendah. Pemerintah pun akan memberikan lampu hijau.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah Jepang memberikan pinjaman dengan dana murah soft loan. Soft loan itu bunganya 1-2%, jadi panjang (masa pinjaman) 40 tahun. Jadi cukup menarik juga dan itu Presiden (Joko Widodo) telah menginstruksikan supaya itu dilaksanakan," ungkap JK saat ditemui di Kantor Wapres, Jalan Veteran, Jakarta, Selasa (8/5).
Untuk mendapatkan pinjaman itu, pemerintah telah menyusun proposal rancangan pembangunan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya bersama sejumlah tim ahli. Proposal untuk pengajuan pinjaman tersebut diperkirakan rampung pada akhir tahun ini.
Kereta cepat dari Guangzhou melintas di Beijing (Foto: REUTERS/China Daily)
zoom-in-whitePerbesar
Kereta cepat dari Guangzhou melintas di Beijing (Foto: REUTERS/China Daily)
"Tinggal penyusunan bersama-sama tim ahli di Jepang karena itu harus buat proposalnya dulu, berapa dibutuhkan, sehingga diketahui nanti tender kira-kira membutuhkan berapa dana. Prinsipnya pemerintah sudah setuju. Kira-kira selesai mereka buat pada akhir tahun ini sudah selesai, tapi persiapannya sudah jalan," paparnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah menginginkan proyek ini bisa secepatnya dibangun. Sehingga bisa mempersingkat mobilitas penumpang dari Jakarta ke Surabaya menjadi hanya 5 jam.
"Karena itu detail ya, berapa jembatan, berapa fly over, itu kan teknis sekali jadi dibutuhkan perencanaan yang baik. 2019 (sudah) bisa (dibangun)," pungkasnya.
Kementerian Perhubungan sebelumnya menafsir nilai investasi proyek pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya mencapai Rp 100 triliun. Nilai investasi tersebut digunakan untuk merehabilitasi rel kereta yang sudah ada, membangun rel kereta baru termasuk pembangunan rel elevated, biaya pengerjaan, hingga pembebasan lahan yang dilalui rel kereta semi cepat.