Jika Tak Lagi Jadi Menteri, Budi Karya Mau Jualan Pempek
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan kesiapannya jika dipercaya kembali masuk kabinet pemerintahan Jokowi Jilid II. Ia pun bersedia ditempatkan di kementerian mana pun.
ADVERTISEMENT
“Siap. Enggak ada kepingin-kepingin. Kita kan serdadu, harus selalu siap,” ujar Budi Karya saat berbincang dengan para wartawan di Seribu Rasa Menteng, Jakarta, Sabtu (19/10).
Namun jika tak lagi terpilih menjadi menteri, Budi Karya bilang akan kembali ke dunia swasta, pilih menjual pempek. Menurutnya, makanan ini merupakan khas tanah kelahirannya, Palembang.
Budi Karya dan sang istri, Endang Sri Hariatie, sejak lama memang memiliki sebuah usaha rumah makan pempek. Salah satunya berada di kawasan Sabang, Jakarta Pusat.
“Saya kan orang swasta, bisa jual pempek, bisa membangun properti, bisa jadi konsultan. Banyak pekerjaan yang bisa aku lakukan, bisa ngurusin yayasan karena saya wakil dari sebuah yayasan dari sebuah masjid,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Yang paling dirindukan adalah yang makan di pinggir jalan di mana-mana, di kota-kota, karena kita liburan ke Jawa Tengah, ke Jawa Timur, ke Sumatera, makanannya enak-enak gitu kan, dan banyak makanan yang bersahaja, tapi rasanya enak-enak. Jadi kulinernya,” tambahnya.
Mengawali karier sebagai arsitek perencanaan di Departemen Real Estate PT Pembangunan Jaya, prestasi Budi Karya terbilang gemilang. Bahkan, ketika ia sukses menyabet kursi Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dan PT Jakarta Propertindo yang merupakan bagian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Budi Karya banyak terlibat di berbagai proyek ibu kota.
ADVERTISEMENT
Salah satu proyek yang pernah dibangun oleh PT Jakarta Propertindo di bawah kepemimpinan Budi Karya yaitu revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio, penyelesaian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, serta Electronic Road Pricing (ERP).
Atas kesuksesannya, Budi Karya juga dipercaya untuk memimpin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Angkasa Pura II yang mengelola 13 bandara di Indonesia termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta.