JK: Indonesia Kekurangan Listrik, Harus Tambah Jaringan Transmisi

5 Juni 2018 21:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai, Indonesia perlu membangun sedikitnya 46 ribu kilometer jaringan transmisi listrik. Langkah ini dilakukan agar pasokan listrik di daerah dapat terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Jika pasokan listrik di daerah sudah mumpuni, JK yakin pertumbuhan ekonomi dan industri di daerah akan meningkat.
"Kita sekarang ini tetap kekurangan listrik, ya masalah masih kurang transmisi yang dibangun, mesti dibangun 46 ribu km transmisi sehingga banyak daerah orang mau membangun industri enggak bisa karena tidak cukup listrik daerah itu," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (5/6).
"Memang di Jawa memenuhi tapi untuk industri belum tentu, bukan sekadar menambah tapi karena ada keterlambatan sebelumnya dan pentingnya menambah tenaga listrik agar industri berjalan," tambah JK.
Ilustrasi jaringan transmisi listrik (Foto: Dok. PLN)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jaringan transmisi listrik (Foto: Dok. PLN)
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027. Dalam RUPTL yang sudah disetujui pemerintah ini, total rencana pembangunan pembangkit listrik hingga 2027 sebesar 56.024 Mega Watt (MW).
ADVERTISEMENT
JK mempertimbangkan, sejak 5 tahun terakhir, pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan. Hal itu mempengaruhi kebutuhan energi nasional yang juga ikut meningkat. Ia menyebut, perlu ada peningkatan di sektor pembangkit listrik di Indonesia.
"Sejak lima tahun kita. Penduduk bertambah satu setengah persen per tahun. Jadi kalau lima tahun 7,5%. Ekonomi bertumbuh lima persen per tahun," kata JK.
"Jadi otomatis pertumbuhan energi juga terus-menerus. Kemudian juga setiap 30 tahun pembangkit itu harus diganti, Penyusutan kan. Maka kesimpulan kita bahwa tiap tahun itu harus 6-7% ditingkatkan," pungkasnya.