JK Jelaskan Alasan Indonesia Hanya Mau Beli 51 Persen Saham Freeport

18 Juli 2018 19:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Kalla (Foto: Prima Gerhard S/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla (Foto: Prima Gerhard S/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah menyepakati Head of Agreement (HoA) dengan Freeport McMoRan Inc untuk pembelian 51 persen saham PT Freeport Indonesia pada 12 Juli 2018 lalu, pemerintah terus melanjutkan perundingan untuk menguasai 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menjelaskan, pemerintah tidak membeli 100 persen saham PT Freeport Indonesia melainkan hanya 51 persen saja karena masih membutuhkan perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu.
Tambang Grasberg di Papua sangat kompleks sehingga membutuhkan teknologi dan keahlian tingkat tinggi. Indonesia belum menguasai teknologi dan keahlian untuk mengelolanya.
"Kenapa hanya 51 persen? Karena kita masih membutuhkan teknologi dari Freeport sendiri. Kita bisa saja berusaha lebih besar, namun kita masih membutuhkan kerja sama. Baik kerja sama teknologi, begitu juga kerja sama pemasaran dan manajemen dari proyek yang besar ini," kata JK saat ditemui di Markas Besar TNI, Jakarta, Rabu (18/7).
"Apabila nanti kalau kita selesai dengan 51 persen, maka Indonesia akan menguasai manajemen keseluruhan. Tetapi secara teknologi, secara teknis, kita tetap bekerja sama dengan Freeport yang telah menguasai teknis pertambangan seperti itu," ia menambahkan.
ADVERTISEMENT
JK menuturkan, negosiasi dengan Freeport tidak mudah. Namun pemerintah berupaya keras mengakuisisi 51 persen saham Freeport agar rakyat Indonesia dapat lebih merasakan manfaat dari kekayaan alam di Tambang Grasberg.
"Pemerintah ingin agar pendapatan negara dari Freeport itu lebih banyak digunakan untuk kemajuan kita semua, khususnya kemajuan Papua itu sendiri. Itulah pemikiran dan juga apa yang dilakukan," ucapnya.
Dirinya pun ingin Indonesia suatu saat bisa mengelola sendiri Tambang Grasberg. "Tentu bukan hal yang mudah untuk berbicara dengan mereka (Freeport). Tapi kita ingin agar generasi muda seperti anda semua, dengan mayoritas (kepemilikan di Freeport) itu agar terlibat dalam manajemen, terlibat dalam teknologi, dan terlibat dalam operasional," tutupnya.