JK: Kalau Harga Beras Naik Terus, Kita Buka Impor

9 Januari 2018 15:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Harga beras merangkak naik di awal 2018. Menurut data Pasar Beras Induk Cipinang, harga beras medium (IR-64 I) Rp 12.350 per kg atau di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 9.450 per kg. Sedangkan menurut data Pemprov DKI Jakarta, harga beras IR-64 I sebesar Rp 11.442 per kg.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) segera mengadakan rapat untuk membahas masalah ini. JK langsung memerintahkan Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar besar-besaran.
"Untuk beras, tadi sudah kita setujui perintahkan operasi pasar besar-besaran keluarkan semua stok Bulog. Kita jamin Insyallah pada akhir Januari panen sudah mulai. Sehingga ketemu antara operasi pasar dengan stok baru," kata JK saat ditemui di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (9/1).
Jika harga beras masih terus melonjak setelah operasi pasar, pemerintah akan membuka impor beras. JK menjelaskan, impor mungkin diperlukan karena stok beras Bulog saat ini hanya 936.000 ton. Idealnya, stok beras Bulog di awal tahun mencapai 1,5 juta ton.
Meski Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan bahwa akhir Januari ini sudah ada panen padi dalam jumlah besar, menurut JK, impor tetap diperlukan untuk menghindari risiko lonjakan harga beras.
ADVERTISEMENT
"Kalau satu dua hari masih naik, maka opsi impor tetap terbuka. Kalau perhitungan kita stok (Bulog) itu harus di atas sejuta ton. Tapi Mentan menjamin bahwa bulan ini sudah ada panen yang baru. Pada Januari yang ditanam di Oktober sehingga itu bisa menstabilkan. Tapi, namun demikian kita tidak mau ambil risiko," tegasnya.
Menurut perhitungan JK, kemungkinan dibutuhkan impor beras antara 500 ribu sampai 1 juta ton beras untuk memperkuat stok Bulog.
"Ya (impor) secukupnya untuk menekan. Antara 500 ribu ton sampai sejuta ton. Kalau terjadi apa-apa, opsi impor tadi saya sudah minta bulog untuk menjajakinya apabila masih ada kenaikan," tutupnya.