JK ke Mahasiswa: Pengusaha Juga Bela Negara, Mereka Bayar Pajak

4 November 2018 12:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
JK di acara pelepasan peserta Mudik Bersama DMI. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
JK di acara pelepasan peserta Mudik Bersama DMI. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi kuliah umum untuk mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta. Dalam kesempatan itu, JK bercerita soal bagaimana para pedagang atau para pengusaha berkontribusi kepada negara.
ADVERTISEMENT
Menurut JK, sebagai pengusaha dulu ia sering dianggap rendah dan sebelah mata oleh sejumlah pihak. Namun ia mengatakan justru para pengusaha yang berkontribusi besar untuk membangun negara, sebab membayar pajak yang besar.
"Kalau dulu sering saya tersinggung, ah dasar pedagang, seakan-akan pedagang itu rendah. Tapi pedagang bayar pajak, bayar gaji pegawai. Kalau tanpa pedagang siapa yang bayar pajak yang besar? bagaimana negara bisa hidup?" Kata JK di UPN Veteran, Yogyakarta, Minggu (4/11).
JK mengatakan, dari pajak yang dibayar pengusaha negara bisa membeli sistem peralatan canggih untuk TNI dalam kegiatan bela negara. Dia mengatakan, tanpa pengusaha, bela negara tak berarti apa-apa.
"Kalau perlu bikin gerakan bela negara, negara dibela pakai apa? Dewasa ini, kalau terjadi apa-apa negara dibela tentara yang hebat, dengan peralatan yang hebat, dengan pesawat yang banyak, AL yang besar," kata JK.
ADVERTISEMENT
"Dari mana semua itu? Dari pajak, siapa yang bayar pajak yang banyak? Para pengusaha. Tanpa pengusaha bela negara ndak ada artinya. Tak mungkin pakai bambu runcing kayak dulu, maka dibutuhkan gerakan besar entrepreneur di kampus sekolah, di masyarakat," jelas JK.
Kuliah umum UPN Veteran Yogyakarta bersama Wapres JK, Minggu (4/11/2018). (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kuliah umum UPN Veteran Yogyakarta bersama Wapres JK, Minggu (4/11/2018). (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Bicara soal kewirausahaan, JK bercerita bagaimana masyarakat China mengembangkan bisnisnya begitu besar dalam waktu yang cepat. Menurut dia, semua anak orang Tiongkok rata-rata diberi pendidikan bisnis atau kewirausahaan oleh orang tuanya, kemudian menjadi turun temurun dan diteruskan ke generasi selanjutnya.
"Kalau pengusaha Tiongkok punya anak tiga, semuanya menjadi pengusaha, (dari 3 anak itu mereka memiliki anak) lagi dan setetusnya," katanya.
"Jadi, timbul 14 pengusaha dalam waktu singkat. Kalau pengusaha nasional, satu meneruskan, tapi satu jadi apa, jadi apa, itu membuat perusahaan (usahanya) tak berkembang, perlu ada suatu gerakan minat besar untuk menjadi pengusaha," jelasnya.
ADVERTISEMENT