news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

JK: Menaikkan Suku Bunga Bukan Satu-satunya Cara Redam Gejolak Rupiah

9 Juli 2018 15:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menghitung mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menghitung mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Adek Berry)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih mengalami tekanan. Rupiah belum mampu keluar dari level Rp 14.000/dolar AS.
ADVERTISEMENT
Gejolak nilai tukar rupiah langsung direspons oleh Bank Indonesia (BI). Ada dua kebijakan yang dikeluarkan BI yaitu menaikkan suku bunga acuan BI 7 days repo rate hingga 100 basis poin menjadi 5,25% dan menggelontorkan cadangan devisa.
Namun bagi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), dua kebijakan itu bukan jalan satu-satunya untuk meredam rupiah. Langkah lainnya adalah dengan meningkatkan laju ekspor dan investasi yang masuk.
"Menaikkan bunga memang bukan satu-satunya cara (meredam gejolak rupiah), karena pasti diikuti (negara) yang lain," ungkap JK saat berbincang dengan kumparan, Sabtu (7/7).
Jusuf Kalla (Foto: Prima Gerhard S/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla (Foto: Prima Gerhard S/kumparan)
Bagi JK, menaikkan suku bunga secara jor-joran bisa saja berimplikasi negatif. Misalnya memicu kenaikan inflasi.
"Kita tidak ingin lagi timbul seperti tahun 1998, naik ini dan itu, bunga itu sampai 60%. Karena makin naik bunga naik juga inflasi, naik inflasi timbul naik bunga lagi. Jadi seperti itu saling menekan sistem ekonomi kita," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, mengenai penyebab gejolak nilai tukar rupiah murni karena faktor ekternal. Misalnya karena Bank Sentral AS, The Fed, yang menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps) atau 0,25% menjadi 1,75%-2%. Kebijakan ini yang memicu arus modal asing di negara-negara berkembang kembali ke AS.
"Seperti itu benar, karena pengaruh The Fed Amerika yang menaikkan suku bunga menyebabkan investor itu (memiliki) dana yang dulu masuk, keluar kembali. Mereka lihat bunganya. Kemudian menyebabkan ekonomi nasional kita tertekan," tutupnya.