JK Minta BPKH Hati-hati Kelola Dana Haji: Jangan Salah Investasi

12 Desember 2018 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) di Pembukaan Rakernas Badan Pengelolaan Keuangan Haji. (Foto:  Dok. Setwapres)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) di Pembukaan Rakernas Badan Pengelolaan Keuangan Haji. (Foto: Dok. Setwapres)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk dapat mengelola dana yang masuk dengan sebaik-baiknya. Apalagi dana yang masuk ke BPKH terbilang cukup besar.
ADVERTISEMENT
Menurut JK, yang menjadi tantangan BPKH saat ini adalah bagaimana mengelola dana yang besar agar tidak tergerus oleh inflasi dan nilai tukar. JK pun mencontohkan gagalnya sejumlah lembaga dan perusahaan dalam mengelola keuangan, dikarenakan tidak bisa berinvestasi dengan baik.
"Banyak hal-hal yang gagal, banyak kita mengumpulkan uang tapi tak berani investasi dengan baik, dengan betul," kata JK di Kementerian Agama, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (12/12).
"Seperti Bumiputera masalah. Asuransi pemerintah bobol sekian puluh triliun. Karena kesalahannya bukan menerima uang, tapi kesalahan berinvestasi," lanjut dia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan di Pembukaan Rakernas Badan Pengelolaan Keuangan Haji. (Foto:  Dok. Setwapres)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan di Pembukaan Rakernas Badan Pengelolaan Keuangan Haji. (Foto: Dok. Setwapres)
JK mengimbau BPKH untuk berhati-hati dalam berinvestasi, khususnya untuk investasi jangka panjang. JK menuturkan BPKH agar dapat menginvestasikan Dana Haji ke infrastruktur.
"Kalau pengalaman kita investasi jangka panjang yang mengatur kenapa tabungan haji beli kebun sawit di Sumatera, atau jalan tol, atau listrik, semua itu bisa karena bagaimana Dana Haji ini bermanfaat," ucap JK.
ADVERTISEMENT
Pria Bugis ini menerangkan apabila Dana Haji berpegang pada deposito pasti akan kalah. Baik dari sisi inflasi maupun nilai tukar.
"Maka yang harus dibicarakan itu, ini uang diapakan. Kalau hanya berpegang kepada deposito-deposito, pasti akan kalah dari inflasi dan kalah dari nilai tukar. Pasti akan terjadi itu," jelasnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Raker Badan Pengelola Keuangan Haji (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Raker Badan Pengelola Keuangan Haji (Foto: Nadia Riso/kumparan)
JK mengungkapkan, dulu sempat ada usulan agar dana tabungan Haji dapat dimanfaatkan untuk membangun kompleks khusus jemaah haji Indonesia di Makkah. Namun, menurut JK, hal itu nantinya tidak akan bertahan lama.
"Banyak usulan sejak dulu. Bikin kompleks Indonesia di Makkah. Dulu juga sering bicara kita beli tanah. Jangan lupa kalau haji hanya dipakai 3 bulan, nah ke mana 9 bulan yang lainnya," beber JK.
ADVERTISEMENT
JK menjelaskan, sulit untuk membangun kompleks khusus Haji asal Indonesia di Makkah, karena sebagian besar jemaah pasti ingin menginap di dekat Masjidil Haram.
"Tapi sulitnya orang ingin dekat ke masjid, sedangkan kalau mau bikin baru itu harus di luar, harus agak jauh. Jadi tidak ekonomis kalau bikin perkampungan Indonesia atau hotel-hotel Indonesia, tidak akan ekonomis," tuturnya.