JK Sebut Tiket Pesawat RI Terlalu Murah Gara-gara Perang Tarif

12 Februari 2019 19:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Kalla Foto: Prima Gerhard S/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla Foto: Prima Gerhard S/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menyoroti masalah mahalnya harga tiket penerbangan domestik. Jokowi mengaku kaget mendengar hal ini. Menurut Jokowi, harga avtur yang dijual Pertamina terlalu tinggi sehingga membuat harga tiket pesawat mahal.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ikut angkat bicara soal polemik harga tiket pesawat ini. Menurut JK, selama ini harga tiket pesawat terasa murah karena ada perang tarif.
Perang tarif itu berakhir ketika nyaris semua maskapai penerbangan mengalami kerugian. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), misalnya. Hingga akhir kuartal III 2017, maskapai pelat merah itu mencatatkan kerugian USD 110,2 juta.
Selain Garuda Indonesia, low cost airline yang beroperasi di dalam negeri, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) juga mengalami kinerja buruk serupa. Di kuartal III 2018, AirAsia menderita kerugian Rp 639,16 miliar, atau membengkak 45 persen year on year (yoy).
Maskapai pun ramai-ramai menaikkan tarif hingga mendekati tarif batas atas. Hal ini membuat masyarakat merasa harga tiket pesawat jadi mahal.
ADVERTISEMENT
"Tiket pesawat di Indonesia sangat murah dibanding dengan negara-negara lain apalagi kalau ada promo. Kalau terlalu murah, buktinya mengelola airlines itu tidak mudah. Apalagi kalau mau ditarik murah, sudah berapa airlines yang tutup? Ada Batavia Air dulu, ada Adam Air, ada Merpati ada Mandala, ada Sempati, semua kan tutup bangkrut. Jadi kalau kita tekan terlalu murah dia punya tiket juga bagus tapi (cuma untuk) jangka pendek, tapi jangka panjang kalau mereka tidak bisa beli pesawat akhirnya kita yang kena juga," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (12/2).
JK berpendapat bahwa harga tiket pesawat memang harus naik agar maskapai dapat terus bertahan. Jika maskapai-maskapai penerbangan bangkrut, masyarakat juga yang rugi.
ADVERTISEMENT
"Lihat kalau tidak naik (harga tiket pesawat) apa yang terjadi, ya bangkrut ini perusahaan. Kalau bangkrut perusahaan kalian nanti terus naik kapal laut lagi," ujarnya.
"Itulah yang terjadi. Sehingga kenapa begitu banyak perusahaan (maskapai penerbangan) yang mati. Dulu memang awalnya perusahaan tarif murah itu, karena banyak pesawat yang disewakan murah, sekarang enggak lagi," tutupnya.