news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

JK Soal Kritik LRT: Kalau Tidak Sesuai, Saya Ngomong!

19 Februari 2019 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek LRT Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proyek LRT Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla kerap mengkritik kebijakan pemerintah. Salah satu yang cukup ramai ketika dia mengkritik pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang dinilai terlalu mahal.
ADVERTISEMENT
Menurut JK, latar belakang dia mengkritik pembangunan LRT Jabodebek yang merupakan proyek inisiasi pemerintah, karena dia merasa ada yang tidak sesuai dengan yang dilakukan konsultan proyek.
"Ya, saya itu kalau menganggap sesuatu tidak sesuai saya ngomong. Tapi dalam konteksnya perhatikan. Waktu saya bicara tentang LRT itu di muka para konsultan," kata JK Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (19/2).
Menurut JK, saat itu dia menyampaikan kepada para konsultan agar berpikir jernih. Jangan sampai, kata dia, terjadi kelebihan investasi yang tidak sesuai dengan perencanaan awal.
"Ya kan. Jadi bukan konteksnya investasi, tapi para konsultan itu, bahwa kalau dia menjadi konsultan harus objektif," ujarnya.
Saat itu, salah satu yang dipertanyakan JK adalah kenapa jalur LRT Jabodebek yang menuju ke luar kota harus dibangun di atas layang atau elevated. Padahal, jalur LRT Jabodebek tersebut dibangun tepat di pinggir jalan tol.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
"Karena menurut Menteri Perhubungan, resmi di Sidang Kabinet, kalau di bawah itu ongkosnya 10 persen saja dibanding di atas," katanya.
ADVERTISEMENT
JK mengaku tak khawatir ada anggapan pemerintah tidak kompak soal LRT Jabodebek. Apalagi masalah ini kerap dibawa ke ranah politik oleh Badan Pemenangan Nasional calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
"Untuk kebaikan, saya bicara apa yang menurut pikiran saya itu benar. Apa lagi yang saya kritik di samping LRT?" katanya.
Adapun dalam pembangunan LRT Jabodebek, biaya investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 22,8 triliun. Dari angka itu, sebesar 60 persen ditanggung oleh KAI, sebesar 30 persen ditanggung Adhi Karya, dan 10 persen dibiayai pemerintah.