news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jokowi: Antarnegara Berebut Investasi, RI Harus Cepat dan Lebih Baik

16 Agustus 2019 10:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah tokoh politik saat tiba di sidang Tahunan MPR. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah tokoh politik saat tiba di sidang Tahunan MPR. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut saat ini seluruh dunia menghadapi era baru. Globalisasi juga terus mengalami pendalaman.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, menurutnya, hal tersebut tidak menjadikan situasi semakin mudah. Persaingan antarnegara semakin memanas, bahkan antarnegara saling berebut investasi.
"Persaingan semakin tajam dan perang dagang semakin memanas. Antarnegara berebut investasi, antarnegara berebut teknologi, berebut pasar, dan berebut orang-orang pintar. Antarnegara memperebutkan talenta-talenta hebat yang bisa membawa kemajuan bagi negaranya," ujar Jokowi di Gedung DPD RI, Jakarta, Jumat (16/8).
Suasana pelayanan OSS di kantor BKPM, Jakarta. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Untuk itu, di tengah kompetisi global dan perebutan investasi, Jokowi meminta Indonesia untuk lebih cepat dan lebih baik dibandingkan negara lain. Investasi juga harus membuka peluang untuk membuka lapangan kerja yang baru.
"Kita harus lebih cepat dan lebih baik dibanding negara-negara tetangga. Investasi harus membuka lapangan kerja baru harus menguntungkan bangsa kita. Langkah demi langkah tidak lagi cukup, lompatan demi lompatan yang kita butuhkan. Lambat asal selamat tidak lagi relevan, yang kita butuhkan adalah cepat dan selamat," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, menurutnya, Indonesia tak perlu takut menghadapi keterbukaan. Hal ini pun harus dihadapi dengan kewaspadaan ideologi yang dapat mengancam bangsa.
"Kita hadapi keterbukaan dengan kewaspadaan. Kewaspadaan terhadap ideologi lain yang mengancam ideologi bangsa," tambahnya.