Jokowi: Kalau Ada Swasta Mau Bangun Tol di Sumatera, Saya Beri

24 September 2018 22:16 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tol Trans Sumatera (Foto: Antara/Ardiansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Tol Trans Sumatera (Foto: Antara/Ardiansyah)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Sebab, masih tingginya ketimpangan antar wilayah sehingga perlu dilakukan pembangunan.
ADVERTISEMENT
Jokowi menjelaskan, untuk menggenjot pembangunan pemerintah langsung terlibat dengan menugaskan BUMN untuk melakukan pembangunan jalan tol dan infrastruktur lainnya. Menurut dia, tidak semua swasta tertarik membangun jalan tol karena perhitungan bisnis.
"Saya tahu Pak Rosan (Ketua Kadin) memaparkan di dalam gambar jalan tol gede-gede, ada pekerja. Saya tahu itu yang ngerjakan BUMN. Siapa yang mau bangun jalan tol di Sumatera? Silakan maju, saya beri," kata Jokowi dalam perayaan 50 tahun Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Ballroom Ritz Carlton Hotel, Pacific Palace, Jakarta, Senin (24/9).
Jokowi mengatakan, selama ini BUMN mengerjakan proyek jalan tol tersebut dengan menggunakan dana Penyertaan Modal negara (PMN). Sebab, swasta tidak bisa menerima PMN. Penyertaan modal hanya bisa diberikan ke perusahaan konstruksi pelat merah.
ADVERTISEMENT
Jokowi Hadiri HUT ke-50 Kadin di Ritz Carlton Hotel Pacific Palace (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Hadiri HUT ke-50 Kadin di Ritz Carlton Hotel Pacific Palace (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Menurut Jokowi, pembangunan infrastruktur memang terus dibangun karena Indonesia masih cukup tertinggal. Sebagai contoh lainnya adalah bendungan. Tiga tahun lalu, kata dia, Indonesia hanya memiliki 231 bendungan, sedangkan China sudah mencapai 110 ribu bendungan.
"Ini fakta dan itu yang harus kita kerjakan. Jalan tol sampai 2015 awal kita memiliki sejak Jagorawi hanya 831 km. China 2.321 km. Kita harus cepat mengejar itu. Semuanya memerlukan itu 17 ribu pulau yang kita memiliki. Saya rasa itu," ujarnya.
Dia mengatakan, mengelola negara sebesar Indonesia tidak mudah. Setiap daerah memiliki kasus dan kebutuhan berbeda. Dia mengaku banyak mendapatkan pertanyaan, kenapa tidak menggenjot pembangunan di Jawa saja karena kalau hitung-hitungan politik bisa paling cepat.
ADVERTISEMENT
"Buat super koridor di Jawa. Infrastruktur yang kurang dibangun. Kalau di Jawa bagian utara apa sih? Tol tambah sedikit, pelabuhan tambah sedikit, airport cukup, investasi pasti akan masuk. Tapi kita mengelola negara. Kenapa kita harus bangun di Indonesia bagian timur, NTT, Papua? Ya kita bernegara bukan berbisnis saja," katanya.
"60 persen penduduk itu di Jawa. Kalau hitung-hitungan politik pasti. Itu kalau hitung-hitungan politisi, ekonomi juga. Indonesia bukan Jawa saja, Indonesia memiliki 17 ribu pulau," pungkasnya.