Jokowi ke Sandi: Keluhan 1-2 Orang Tidak Bisa Dijadikan Tolok Ukur

13 April 2019 22:51 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Capres dan Cawapres no urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin menyampaikan pendapatnya dalam Debat Final Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Capres dan Cawapres no urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin menyampaikan pendapatnya dalam Debat Final Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengungkapkan upaya untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan. Salah satu caranya adalah menggunakan energi baru atau biofuel.
ADVERTISEMENT
"Untuk energi kita bangun biofuel. Kita ada 10 juta hektare lahan rusak, kita bangun. Ibu Mya di Tegal mengeluh tagihan listriknya tadinya Rp 300-400 ribu sekarang di atas Rp 1 juta. Ini yang harus kita selesaikan," ujar Sandi dalam debat capres-cawapres di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4).
Pernyataan Sandi tersebut ditanggapi oleh Jokowi. Menurutnya, biofuel telah dilakukan oleh pemerintah saat ini, yakni penggunaan biodiesel 20 persen (B20) dan nantinya akan dinaikan menjadi B50. Jokowi juga menanggapi persoalan ekonomi makro yang terlalu disederhanakan Sandi.
"Cara-cara ini sudah kita mulai, kita lakukan, tapi sekali lagi ini ekonomi makro, bukan ekonomi mikro yang sekali bangun langsung jadi. Enggak bisa juga seperti Bapak sampaikan, ibu ini ibu ini. Ini mengelola ekonomi makro, agregat produksi itu bukan hanya orang per orang dijadikan patokan, tidak bisa," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, untuk menyelesaikan suatu persoalan ekonomi makro perlu melihat dari sisi suplai dan permintaan, serta data yang kuat. Jokowi bilang, tak mungkin membuat suatu kebijakan hanya dari keluhan satu hingga tiga orang saja.
"Secara garis besar seperti apa betul-betul pakai angka-angka yang didasarkan data-data, survei-survei. Tidak mungkin kita melakukan kebijakan hanya berdasarkan 1-2 atau 3 orang yang menyampaikan keluhan kepada Bapak dan itu sering Bapak sampaikan sebagai contoh secara terus-menerus. Saya kira kalau ekonomi makro tidak bisa seperti itu," tambahnya.