Jokowi Kesal 33 Industri Ogah Lirik RI, Begini Saran Ekonom

7 September 2019 18:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke kantor pusat PLN, Senin (5/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke kantor pusat PLN, Senin (5/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Daya tarik Indonesia yang masih rendah bagi investor global menjadi perhatian Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dalam rapat terbatas Rabu lalu, Jokowi sempat mengungkapkan kekesalannya karena Indonesia kehilangan peluang menggaet investasi langsung.
ADVERTISEMENT
Kekesalan Jokowi dipicu oleh laporan Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A. Chaves, yang diundang Jokowi ke Istana Negara, Jakarta, pada Senin (2/9).
Dalam paparan itu, Bank Dunia menjelaskan kenapa industri yang relokasi dari China tak tertarik masuk Indonesia. Salah satunya karena negara-negara tetangga Indonesia lebih ramah buat investor.
Memindahkan pabrik ke Indonesia dinilai lebih berisiko dan rumit. Butuh waktu paling cepat satu tahun, atau malah lebih lama. Sementara di Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Taiwan, lebih ada kepastian bagi industri sehingga waktunya lebih cepat.
Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI), Ryan Kiryanto, mengatakan pemerintah harus segera berbenah terhadap berbagai aspek. Sehingga, kepercayaan investor bisa terbangun.
Pertama, memperbaiki regulasi dan formulasi kebijakan ekonomi yang ramah terhadap investor. Setidaknya, ada tiga hal utamanya yang perlu jadi perhatian.
ADVERTISEMENT
"Perbaiki segera kebijakan-kebijakan yang mengandung unsur 3C, Consistent, Certainly, Complient yang merujuk pada kebijakan harus dijalankan kurun waktu jangka panjang. Tak boleh sedikit-sedikit ganti. Maaf ganti menteri, ganti," kata Kiryanto kepada kumparan, Sabtu (7/9).
Dia melanjutkan, investor juga seharusnya mendapatkan kemudahan dengan efisiensi dan alur birokrasi yang jelas. Menurut dia, regulasi antara tingkat pusat dan daerah harus selaras.
"Tidak boleh conflicting," katanya.
Groundbreaking pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB) dan Pergudangan terpadu milik PT Trans Continen di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar. Foto: Dok. Humas Pemerintah Aceh
Selain itu, Ryan mengatakan pemerintah juga perlu memperhatikan aspek ketenagakerjaan yang mendukung investasi asing masuk. Seperti masalah Sumber Daya Manusia yang investor butuhkan.
"Ketika investor asing masuk ke Indonesia dan ternyata domestik employe belum siap, kan tetap harus membawa tenaga kerja asing, nah itu tolong dilonggarkan. Direlaksasi, jangan ditutup, nanti itu akan menghambat investor asing masuk," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, pemerintah harus terus mengupayakan peningkatan SDM yang jadi prioritas 5 tahun mendatang ini. Tak hanya level lokal, namun juga mampu bersaing di kancah global.
"RI harus segera menyiapkan world class human capital. Human capital harus kelas dunia. Bukan human capital kita bicara Eropa atau AS yang maju, tapi kapabilitas SDM Indonesia tidak kalah dibandingkan negara tetangga," kata dia.