Jokowi: Menempuh 100 Km di Papua Butuh 3 Hari karena Jalanan Buruk

9 April 2018 12:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi Silaturahmi dengan siswa Taruna Nusantara. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Silaturahmi dengan siswa Taruna Nusantara. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan, infrastruktur adalah sebuah pondasi yang kuat agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. Untuk itulah pemerintah saat ini sedang menggalakkan pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia, khususnya Papua.
ADVERTISEMENT
Jokowi bercerita, saat pemerintah belum menggenjot infrastruktur di Bumi Cenderawasih, jalanan utama seperti jalan kampung. Untuk menempuh jarak 100 kilometer (km) butuh waktu tiga hari.
"Bayangkan misalnya di Papua urusan jalan saja, kita belum selesai bagaimana mau bersaing? Contoh nih jalan di Papua. Mungkin di sini enggak menghadapi situasi seperti jalan di Papua. Ini jalan utama, di Jawa, Sumatera, Sulawesi mungkin enggak mengalami," kata Jokowi di hadapan 365 pelajar Taruna Nusantara di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/4).
"Tapi saudara di Papua ini jalan utama, bukan jalan kampung. 100 kilometer, 80 km harus tiga hari karena jalannya. Bagaimana kita bersaing? Sampai menanak nasi di tepi jalan, karena itulah (jalan rusak). Itu Merauke, Boven Digul," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Jokowi kemudian menuturkan jika pondasi seperti infrastruktur belum selesai, jangan berpikir soal artificial intelligent (AI). Karena urusan infrastruktur adalah hal yang fundamental.
"Kenapa ini perlu dibangun? Sekali lagi ada sebuah pondasi kuat dan negara ini bersaing dengan negara lain. Berpikir seperti tadi, kalau yang pondasinya saja belum diselesaikan, jangan berpikir advance robotic, berpikir artificial intelligent, jangan berpikir internet of think," ucap Jokowi.
Saat ini, Jokowi mengungkapkan, pemerintah sedang membangun pelabuhan-pelabuhan besar seperti di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Papua. Di Sumatera misalnya, Pelabuhan Kuala Tanjung yang rencananya akhir tahun ini selesai.
"Ini pelabuhan baru yang kita bangun, yang kita harapkan kapal besar bisa masuk sana. Pelabuhan Tanjung Priok juga diperluas agar kapal sebesar apapun bisa masuk sana, Makassar Newport juga sama. Dibangun untuk apa? Agar kapal-kapal besar bisa merapat ke sana. Sorong kita akan bangun pelabuhan-pelabuhan itu," paparnya.
Jalan Trans Papua yang dijajal Jokowi dengan trail (Foto: Dok. Kementerian PU)
zoom-in-whitePerbesar
Jalan Trans Papua yang dijajal Jokowi dengan trail (Foto: Dok. Kementerian PU)
Bila pelabuhan-pelabuhan itu sudah selesai maka 17 ribu pulau yang dimiliki Indonesia akan terkoneksi. Inilah yang Jokowi sebut dengan tol laut.
ADVERTISEMENT
"Ini lah yang sering saya sampaikan namanya tol laut, mengkoneksikan, menyambungkan antar pulau, antar provinsi kabupaten, kota yang ada di Indonesia," jelas Jokowi.
Tol laut ini nantinya bisa mengantarkan berbagai macam barang dari satu pulau ke pulau lainnya. Misalnya semen atau buah-buahan, jagung yang akan dijual ke pulau-pulau lain di Nusantara.
"Juga pelabuhan-pelabuhan kecil misalnya di Halmahera, Tapaleo misalnya. Pelabuhan kecil tapi diperlukan. Enggak bisa tidak," ungkapnya.
Untuk itu Jokowi mengajak siswa-siswi Taruna Nusantara dan masyarakat Indonesia untuk terus optimistis. Karena dengan optimistis maka 2045 Indonesia betul-betul menjadi lima besar negara dengan ekonomi yang kuat.
"Dengan usaha keras, dengan kerja keras, dan kita semuanya meyakini bahwa apa yang saya sampaikan 2045 itu betul-betul Indonesia menjadi negara masuk 5 besar ekonomi terkuat di dunia," tutur Jokowi.
ADVERTISEMENT