Jokowi Minta China Tingkatkan Impor Minyak Sawit dari Indonesia

20 September 2019 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Courtesy Call Presiden Joko Widodo dan Penasihat Hubungan Luar Negeri Presiden RRT/Anggota Komisi Urusan Luar Negeri RRT di Istana Bogor. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Courtesy Call Presiden Joko Widodo dan Penasihat Hubungan Luar Negeri Presiden RRT/Anggota Komisi Urusan Luar Negeri RRT di Istana Bogor. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja menerima kunjungan dari perwakilan dari pejabat Republik Rakyat Tiongkok di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/9).
ADVERTISEMENT
Para perwakilan tersebut yaitu Penasihat Hubungan Luar Negeri Presiden RRT/Anggota Komisi Urusan Luar Negeri RRT Song Tao, Direktur Jenderal Biro I IDCPC hingga Duta Besar RRT untuk Indonesia Xiao Qian.
Dalam pertemuan itu, menurut Wamenlu AM Fachir, baik Jokowi dan Song Tao sepakat meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan China. Hal ini agar bisa membantu perekonomian kedua negara dan bisa mengatasi dampak negatif dari perekonomian global.
"Untuk urusan luar negeri juga sepakat untuk terus mengupayakan berbagai macam kerja sama antara lain di bidang perdagangan," kata AM Fachir di Istana Bogor.
"Upaya-upaya harus dilakukan agar kondisi ekonomi dunia mestinya menjadi tantangan bersama sehingga harus dilakukan upaya bersama agar dampak negatifnya tidak berpengaruh ke kedua negara," lanjutnya.
Wamenlu AM Fachir. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Untuk kerja sama di bidang perdagangan, dia menyebut Jokowi juga ingin agar China bisa meningkatkan impor minyak sawit mentah (CPO) dari Indonesia. Termasuk juga peningkatan perdagangan buah-buahan dan produk perikanan.
ADVERTISEMENT
"Khusus bidang perdagangan, presiden berharap impor CPO ditingkatkan dan juga berbagai komoditas lain seperti buah-buahan dan aquatic (produk perikanan)," jelasnya.
Sementara untuk kerja sama di bidang investasi, menurutnya Jokowi ingin agar Indonesia dan China bisa menghasilkan produk-produk yang berpotensi diekspor ke negara-negara lain.
"Khusus mengenai investasi yang sifatnya lebih infrastruktur, presiden berharap bahwa upaya-upaya yang sudah dilakukan bisa dilanjutkan kembali, termasuk sinergi antara BRI (belt and road initiative) dengan poros maritim Indonesia," jelasnya.
"Secara khusus presiden berharap mudah-mudahan kerja sama bidang perdagangan ini bisa mengurangi dampak dari defisit indonesia dengan Tiongkok, " pungkasnya.