Jokowi Minta Kapolri Tak Represif Kendalikan Harga Pangan

26 Juli 2018 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi buka rakornas pengendalian inflasi 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta (26/7). (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi buka rakornas pengendalian inflasi 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta (26/7). (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo meminta jajaran Polri tak bertindak represif dalam upaya pengendalian harga pangan. Ia meminta Polri juga memperhatikan mekanisme pasar.
ADVERTISEMENT
"Saya titip ke Kapolri, juga kapolres-kapolres, jangan represif. Ikut pasar kalau di daerah stabil, tapi kalau orang menimbun barang enggak masalah (represif)," kata Jokowi saat membuka Rakornas Pengendalian Inflasi 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (26/7).
"Kapolri saya sudah berpesan, yang namanya mekanisme pasar itu tetap kita jaga, biarkan mekanisme pasar," tambahnya.
Namun jika ada yang berusaha merusak mekanisme pasar, seperti penimbunan bahan pokok, Jokowi mengintruksikan agar polisi bertindak tegas. Sebab hal tersebut akan mempengaruhi inflasi di suatu daerah.
Presiden RI, Joko Widodo, meninjau Pasar Kranggan di Yogyakarta. (Foto: Agus Suparto - Presidential Palace)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden RI, Joko Widodo, meninjau Pasar Kranggan di Yogyakarta. (Foto: Agus Suparto - Presidential Palace)
"Tapi kalau ada yang merusak dengan menimbun, inflasi, harga naik, itu yang harus kita kejar," kata Jokowi.
Polri merupakan bagian dari Satgas Pangan yang bertugas menjaga kestabilan harga pangan. Satgas itu terdiri dari Polri bersama kementerian serta lembaga terkait.
ADVERTISEMENT
Tim Satgas Pangan yang dipimpin oleh Irjen Pol Setyo Wasisto awalnya dibentuk untuk menstabilkan harga pangan saat Ramadhan dan Lebaran. Lantaran dinilai efektif, keberadaan satgas tersebut dilanjutkan.
Lebih lanjut, Jokowi juga meminta agar semua daerah saling berkoordinasi dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Ia mencontohkan, jika suatu daerah mengalami surplus maka persediaan bisa dioper langsung ke daerah yang membutuhkan.
Dengan pola itu juga diyakininya dapat memotong harga. Karena, barang-barang tak perlu singgah ke pasar induk dan langsung ke daerah yang membutuhkan.
"Hal-hal yang seperti ini secara detail harus kita lihat, agar yang namanya biaya transportasi enggak double, (barang) ke Jakarta, dari Jakarta (kembali) ke Sulawesi. Banyak yang masih seperti itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT